Liputan Khusus
Tanjung Emas Terus Bersiap Sambut Tol Laut
Saat ini kapal barang yang berani masuk ke Dermaga TPKS hanya bermuatan di kisaran 1.000 Teus hingga 2.000-an Teus.
SEMARANG, TRIBUNJATENG.COM -- General Manager PT Pelindo III Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), Erry Akbar Panggabean menyatakan bahwa Pelabuhan Tanjung Emas siap menyukseskan program tol laut Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meski tidak masuk dalam skema utama.
Hal mendesak yang sedang dilakukan pihaknya ada mengumumkan kedalaman alur kapal terbaru.
Pria berkacamata itu mengatakan selama ini kapal besar bermuatan 3.000 Teus (kontainer) belum bisa masuk ke Dermaga TPKS. Penyebabnya adalah, belum ada pengumuman resmi kedalaman alur kapal yang sudah berada di angka minus 10 dan minus 11.
"Peta alur masih menggunakan data lama yaitu minus 8,5. Sedangkan untuk dermaga sudah minus 10," katanya.
Ia mengatakan, meski hanya terpaut sedikit, pengumuman resmi kedalaman alur sangat penting. Saat ini kapal barang yang berani masuk ke Dermaga TPKS hanya bermuatan di kisaran 1.000 Teus hingga 2.000-an Teus. Padahal kapasitas aslinya lebih dari itu.
Jika sudah diumumkan resmi, maka kapal besar dengan kapasitas 3.000 Teus akan berani masuk. Dampaknya, pertumbuhan logistik jelas efektif.
Komoditas ekspor bisa langsung menggunakan Kapal besar dan pergi ke Malaysia atau ke Hongkong, tanpa harus bolak balik mengangkut barang. Pengusaha di Jateng pun tidak perlu mencari pelabuhan lain. "Pengerukan laut sudah dilakukan sejak 1,5 tahun yang lalu," jelasnya.
Untuk mengumumkan kedalaman alur di dunia kelautan internasional pihaknya sudah bekerjasama dengan stakeholder terkait. Pembuatan peta alur bekerjasama dengan Hidros yang berwenang membuat peta alur.
Selama ini pihaknya menyampaikan pada pengguna jasa bahwa proses declare sedang dilakukan.
Para kapten kapal sebenarnya sudah tahu, namun masih membatasi muatannya dulu. Hal itu karena para kapten kapal ingin ada legalitas formal terkait kedalam alur yang sebenarnya.
"Kami harus mengeluarkan data berdasarkan peta yang disahkan hidros. Peta alur sudah jadi. Peta baru juga berpengaruh pada besarnya kapal penumpang yang masuk nantinya," jelasnya.
Komoditas Jateng harus lewat TPKS
Erry menyatakan meski Pelabuhan Tanjung Emas belum masuk skema utama tol laut, pihaknya siap jadi tujuan utama program tersebut.
Dari sisi fasilitas, TPKS sudah sangat pantas untuk transit baik untuk alur logistik domestik maupun internasional.
"Kami tidak hanya melayani ekspor-impor lho, tapi juga pasar domestik sejak tiga tahun lalu," katanya ditemui di ruang kerjanya pekan lalu.
Terkait kesiapan program tol laut, ia mengatakan sudah banyak melakukan pembenahan, baik sarana dan prasarana. Pihaknya sudah selesai menambah panjang dermaga hingga 500 m dan memperluas area penumpukkan jadi 5,3 hektare. "Saat ini dermaga TPKS bisa untuk tiga kapal internasional sandar sekaligus," jelasnya.
Tidak hanya itu, ia juga mendatangkan 11 ARTG dan sembilan lainnya menyusul. ARTG merupakan alat bongkar muat termodern. Saat ini, baru TPKS yang punya alat tersebut.
"Untuk pengembangan pelabuhan Tanjung Emas secara keseluruhan. Tidak hanya TPKS. Pelindo III sudah menggelontorkan dana Rp 1,5 triliun hingga tahun ini," jelasnya.
Dari sisi kapasitas, pihaknya sudah mampu menampung hingga 800 ribu Teus dari sebelumnya hanya 600 ribu Teus.
"Di setiap pertemuan saya selalu mengatakan, mana nih barang yang dikirim lewat TPKS?" ucapnya.
Erry menjelaskan tol laut adalah masalah konektivitas. Bagaimana dari hinterland Jawa Tengah memiliki konektivitas yang baik. Contohnya dari hinterland mau kirim ke luar negeri, tentu konektivitasnya harus bagus.
Kedua dari sisi domestik juga harus ada konektivitas yang baik. Contoh, saat ini pihaknya punya konektivitas yang baik ke Kalimantan. Perlu ditingkatkan ke wilayah lain.
Dari sisi potensi, menurutnya Jawa Tengah dengan komoditasnya yang melimpah, sebenarnya sudah bisa mengirim lewat TPKS. Tidak perlu lagi pengiriman komoditas melalui Surabaya.
"Di sini semuanya ada. Beras ada, bawang di Brebes, kopi dimana-mana bahkan hewan ternak juga ada. Jadi tidak bisa jadi alasan Semarang dilewati misalnya program Pendulum Nusantara. Mudahnya, apa sih yang tidak bisa dikirim dari Jawa Tengah?" imbuhnya.
Untuk mendekati pasar, pihaknya sering promosi ke beberapa forum hingga mendatangi perusahaan domestik mulai dari pangan dan sebagainya. Bahkan beberapa pengusaha Jabodetabek hendak pindah ke Jateng sudah datang ke TPKS
Untuk menumbuhkan pasar domestik harus ada gebrakan besar-besaran. Pertanyaan untuk itu hanya satu, masa sih TPKS sudah bisa tapi mengirimnya dari daerah lain?
Pengembangan
Erry menambahkan hingga 2021 dalam Rencana Induk Pelabuhan, akan ada pembangunan baru. Hal yang akan dibangun antara lain menambah luasan TPKS dengan melakukan reklamasi seluas lima hektare.
Pihaknya juga akan menggeser dermaga sejauh 300 meter dengan membangun terminal multipurpose. Selain itu, dalam jangka lima tahun, TPKS akan menambah gate baru. Saat ini baru sekitar empat. Nantinya akan mencapai hingga delapan gate.
"Kami akan mendirikan kantor baru bersama PT Pelindo III cabang Tanjung Emas. Sedangkan kantor lama akan dirobohkan dan jadi bagian dari terminal peti kemas yaitu jadi CY," ucapnya.
Jika pertumbuhan Throughput mencapai 10 persen, bukan tidak mungkin Pelindo III akan membuat Dermaga Baru. Erry mengklaim pertumbuhan sarana dan prasarana di Pelabuhan Tanjung Emas termasuk masif. (Tim)