Demo 4 November
Heli Bersenjata Keliling Istana
Seorang pria berseragam TNI bersiaga di belakang senjata laras panjang yang terpasang di kabin helikopter berwarna hijau tua.
JAKARTA, TRIBUNJATENG.COM -- Seorang pria berseragam TNI bersiaga di belakang senjata laras panjang yang terpasang di kabin helikopter berwarna hijau tua.
Aksi prajurit TNI dan senjatanya itu bisa disaksikan dari darat karena helikopter tersebut terbang sangat rendah dan pintunya terbuka.
Helikopter itu terbang rendah di atas Istana Kepresidenan dan Bundaran Hotel Indonesia (HI). Dua lokasi ini diperkirakan menjadi titik konsentrasi massa yang berunjuk rasa menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Jumat (4/11) ini.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Sabrar Fadhilah mengatakan, helikopter TNI yang terbang di atas Istana pada Kamis siang merupakan heli yang tengah mengadakan latihan dalam rangka pengamanan aksi unjuk rasa.
"Ada empat helikopter yang turun latihan. Ini hanya buat pencegahan saja, antisipasi," ujar Fadhilah, Kamis siang.
Pantauan di lapangan, ada dua helikopter yang terbang rendah di atas Istana. Pintu kanan helikopter terbuka sehingga senjata laras panjang yang terpasang di kabin dapat dilihat secara jelas dari darat. Senjata tersebut dijaga seorang prajurit TNI.
Saat helikopter TNI terbang rendah di atas Kompleks Istana Kepresidenan, awak media tengah mewawancarai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan. Kehadiran helikopter di atas Istana merupakan peristiwa yang sangat langka. Pada kondisi normal, wilayah udara di atas Istana adalah wilayah yang steril dari pesawat, helikopter, maupun drone.
Wartawan pun bertanya kepada Luhut mengapa helikopter TNI melintas di atas Istana? "Itu mereka (TNI) latihan biasa. Itu SOP (standar operasional prosedur) TNI untuk membuat kontijensi (rencana darurat) dalam hal menghadapi keadaan yang dianggap mungkin perlu persiapan yang baik," ujar Luhut di halaman Istana Negara.
Luhut yang pernah berdinas di Grup-1 Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus) dalam Operasi Seroja di Dili tahun 1975, justru terkenang masa mudanya ketika melihat helikopter TNI yang melintas di atas Istana. "Ingat masa aktif saya dulu," katanya sambil tersenyum.
Mantan Menko Polhukam ini juga, menilai latihan yang dilakukan TNI, termasuk pengerahan helikopter, bukanlah indikasi bahwa Jakarta dalam kondisi darurat. "Biasa-biasa saja. Presiden juga ngantor. Besok saya juga menghadap Presiden di sini. Enggak ada apa-apa," ujarnya.
Media asing
Demo 4 November menjadi sorotan media asing. Skynews.com mengangkat judul Tensi Meningkat Jelang Aksi Demonstrasi di Jakarta. Media itu mengutippernyatan Kapolda Metro Jaya M Irawan yang memperkirakan unjuk rasa diikuti sekitar 35 ribu orang.
Channel News Asia mengutip perkataan Presiden Joko Widodo soal pengerahan aparat keamanan untuk mewaspadai demo itu. Media Australia, SBS, menyebut lebih dari 180 ribu aparat kepolisian dan militer dikerahkan untuk mengamankan demo 4 November SBS memberitakan personel kepolisian telah diperintahkan untuk tidak membawa senjata api demi menghindari insiden penembakan di tengah kekacauan.
Star Online, media Malaysia, menyorot peringatan Jokowi agar pendemo menjauhkan diri dari kekerasan. The Guardian, kanal media berita internasional, bahkan menyebut demo itu mengkhawatirkan sehingga membuat Jakarta dalam status siaga. (nic/kps)
HIGLIG