Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Icip icip Kuliner

Bernostalgia Dengan Nasi Jagung dan Sayur Lompong Khas Purwodadi, Sederhana dan Unik

Purwodadi lebih dikenal dengan hidangan swike nya, tetapi sebenarnya ada kuliner khas lain yang lebih ‘sederhana’ dan tentu saja tidak kalah lezat

Editor: muslimah
Tribun Jateng/maulana ramadhan
Nasi jagung dan sayur lompong 

TRIBUNJATENG.COM - Indonesia kaya akan ragam kuliner. Setiap daerahnya mempunyai kuliner khas masing-masing. Salah satunya di Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

Memang Purwodadi lebih dikenal dengan hidangan swike nya, tetapi sebenarnya ada kuliner khas lain yang lebih ‘sederhana’ dan tentu saja tidak kalah lezat, yaitu nasi jagung dan sayur lompong.

Kedua hidangan ini lebih nikmat jika disajikan bersama, nasi jagung sebagai pengganti beras dan sayur lompong sebagai lauknya.

Nasi jagung
Nasi jagung

Nasi jagung terlihat tidak terlalu berbeda dengan nasi biasa, berwarna putih tetapi ketika disentuh nasi jagung mempunyai tekstur yang berbeda dengan nasi biasa, tidak terlalu lengket dan lebih kasar. Menurut Sulasmi, salah seorang penjual nasi jagung, cara pembuatannya cukup rumit.

“Lumayan lama. Jagungnya di giling terlebih dulu baru direndam selama 3 hari. Setelah itu ditiriskan, diberi tepung disiram air panas tunggu setengah jam baru dimasak atau dikukus lagi. Total bisa sampai 2 jam atau lebih,” kata Sulasmi.

Menurut Sulasmi, menu nasi jagung sudah sedari dahulu menjadi makanan pokok di daerah sekitar Purwodadi. Salah satu penyebabnya bisa dikarenakan ketiadaan beras biasa (nasi) karena faktor ekonomi ataupun produksi padi sebagai bahan baku nasi yang rendah.

Untuk memperkaya cita rasa nasi jagung disajikan dengan tambahan lemi atau jeroan yuyu. Kombinasi gurihnya nasi jagung dengan potongan lemi membuat nasi jagung menjadi lebih nikmat. 

sayur lompong
Sayur lompong

Sayur lompong berbahan dasar bumbu-bumbu dapur dan daun lompong. Lompong sendiri adalah batang daun talas. Yang membuatnya unik adalah adanya tambahan daging yuyu atau kepiting sawah.

“Dibuatnya ya dari bumbu-bumbu pawon (dapur) bawang merah, Lombok, kencur, daun jeruk, laos, ketumbar. Pake daun lompong sama yuyu atau kepiting sawah," ujar Sulasmi.

Yuyu diperoleh Sulasmi dari sawah-sawah sekitar tempat tinggalnya. Biasanya apabila musim penghujan tiba, yuyu lebih mudah diperoleh.

“Bapak (suami) yang nyari. Saya yang masak. Yuyu dipecahkan, dikerok, diambil sari-sarinya kemudian diberi bumbu-bumbu yang sama seperti sayur lompong,” jelas Sulasmi

Rasa asam dan pedas begitu terasa ketika mencicipi sayur lompong. Ditambah dengan potongan-potongan serat daging yuyu menambah cita rasa gurih.

nasi jagung

Selain nasi jagung dan sayur lompong, di warungnya, Sulasmi juga menjual botok yuyu, peyek yuyu dan sambal gereh atau ikan asin serta aneka gorengan.

Sulasmi membuka warungnya sejak 11 tahun yang lalu. Dalam kurun waktu itu ia sudah banyak mendapat pelanggan baik dalam maupun luar kota.

Warungnya terletak di kawasan Pujasera Jalan Gajah Mada, tidak jauh dari Simpang Lima Purwodadi. Warungnya berada di deretan pojok, jadi tidak terlalu sulit menemukannya.

Harga yang ditawarkan cukup murah, dengan Rp 7.000 sepiring nasi jagung lemi dan semangkuk sayur lompong sudah dapat dinikmati

Meski sederhana, rasa gurih pada nasi jagung membuat pembeli bernostalgia kembali dengan hidangan masa lalu.   (Maulana Ramadhan/magang tribunjateng)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved