Hubungan Ibu-Anak Sudah tercipta Sejak Anak di Dalam Kandungan
"Hubungan baik antar ibu dan anak perlu terjalin sejak dalam kandungan, supaya keterikatan bathin tercipta," ujarnya
Penulis: akbar hari mukti | Editor: muslimah
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akbar Hari Mukti
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Menjadi satu diantara pembicara seminar perawat Internasional di STIKES St. Elisabeth, Semarang, dr. Bantuk Hadijanto Tarjoto menghimbau bahwa hubungan antar ibu-anak perlu terjalin sejak dalam kandungan. Hal tersebut diterangkannya di depan para peserta seminar.
"Hubungan baik antar ibu dan anak perlu terjalin sejak dalam kandungan, supaya keterikatan bathin tercipta," himbaunya, Sabtu (3/12).
Ketika ditanya lebih lanjut, dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit (RS) Dr. Karyadi ini mengungkapkan bahwa jika hubungan yang baik sudah terjalin, maka akan timbul kasih sayang yang kuat.
"Hal tersebut penting, karena bila pada saatnya anak sudah keluar dari kandungan, maka akan timbul rasa kasih sayang yang kuat," ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa proses persalinan juga sangat menyakitkan bagi sang bayi.
"Sebenarnya pada masa persalinan pun sang bayi berada pada kondisi yang kritis. Bayangkan, ia harus keluar melewati sebuah lobang yang sempit," tambahnya.
Bantuk pun berharap, para perawat dan bidan pada masa yang akan datang lebih memahami basic-basic pemeriksaan kehamilan.
"Dengan memahami dan mengamalkan secara benar, kematian ibu-anak bisa ditekan," ujar Bantuk.
Seminar dengan tema The Improvement of Antenatal Care in Order to Reduce Maternal and Infant Mortality Rate in Indonesia tersebut membahas tentang bagaimana cara merawat ibu dan anak secara benar supaya angka kematian ibu dan anak dapat turun.
Acara tersebut diselenggakan di ruang Auditorium STIKES St. Elisabeth, Semarang pada pukul 09.00 hingga 14.30.
Terdapat empat pembicara utama, masing-masing dua dari Indonesia serta dua dari negara Filipina.
Mereka diantaranya adalah Bantuk Hadijanto Hartoyo dan Yektiningtyastuti (Indonesia) serta Rosalinda Parado Salustiano dan Remedios L. Hernandez (Filipina).
Adapun seminar tersebut membicarakan tentang bagaimana pemeriksaan kehamilan diberikan oleh dokter atau bidan kepada janin dan ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik pada ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan Air Susu Ibu (ASI), serta kembalinya kesehatan reproduksi seperti semula.
Gamaliel Anggria Dwi Putra (21), satu diantara para peserta seminar mengaku tertarik pada tema acara tersebut. Ia menuturkan bahwa dewasa ini angka kematian saat proses melahirkan cukup tinggi. (*)