Pro-Kontra Pemasangan Bangjo di Simpang Terminal Sisemut Ungaran, Dishubkominfo: Masih Sosialisasi
Lama sosialiasi sekitar 30 hari. Setelah itu, Dishubkominfo Kabupaten Semarang akan melakukan pengkajian dan evaluasi penggunaannya.
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: abduh imanulhaq
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Belum lama ini, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Semarang memasang lampu pengatur lalu lintas di simpang empat kawasan Terminal Sisemut, Jalan HOS Cokroaminoto, Ungaran.
Ada tiga titik pemasangan traffic light baru, yakni di Jalan Patriot, Hasyim Asyari, dan HOS Cokroaminoto.
Di Jalan Ki Sarino Mangunpranoto (arah menuju Taman Unyil dari Terminal Sisemut) tak dipasang lampu bangjo.
Sistem pengoperasian bangjo itu menggunakan timer.
Durasi lampu menyala merah sekitar 99 detik, sedangkan hijau 16 detik.
Kepala Dishubkominfo Kabupaten Semarang, Prayitno Sudaryanto, menyebut pemasangan lampu pengatur itu guna mengurai kemacetan arus lalu lintas.
Khususnya saat jam berangkat dan pulang kerja.
"Kemcetan terjadi sekitar pukul 06.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB," kata Prayitno kepada Tribunjateng.com, Rabu (7/12/2016).
Menurut pria asal Solo itu, simpang empat Sisemut merupakan satu dari sejumlah titik kemacetan di Ungaran.
"Biasanya tak ada lampu pengatur. Bisa was-wus melaju meski lalu lintas sangat padat dari segala arah. Sekarang harus lebih bersabar," ujar Prayitno.
Ia mengimbuhkan pemasangan bangjo di simpang empat itu masih dalam tahap sosialisasi.
Lama sosialiasi sekitar 30 hari.
Setelah itu, Dishubkominfo akan melakukan pengkajian dan evaluasi penggunaannya.
"Kami sudah mendapat arahan berupa wacana pengalihan arus lalulintas dari pak Wakil Bupati Semarang. Kalau sudah fixed, akan kami informasikan lebih detail," terangnya.
Seorang sopir minibus atau sering disebut Prona, Darmadi, menuturkan pemasangan bangjo di kawasan itu justru merepotkan.
Ia beralasan penumpangnya yang kebanyakan palajar pada pagi hari harus tepat waktu tiba di sekolah.
"Sudah macet, ditambah ada TL semakin ruwet. Saya kasihan kepada anak-anak sekolah yang menumpang. Mereka jadi terlambat. Saya tidak bisa apa-apa," keluh Darmadi.
Menurutnya, bangjo itu tak perlu dipasang di simpang empat Sisemut. .
"Nyala hijaunya saja cuma 16 detik, sedangkan merahnya 100 detik," imbuh pria berusia 34 tahun itu.
Di sisi lain, pemasangan bangjo mendapat respons positif dari pengguna jalan lain, semisal Karminah Dwi, warga Gunungpati, Kota Semarang.
Menurut Mina, sapaan akrabnya, kemacetan di kawasan Sisemut terjadi pada jam-jam tertentu.
"Saya dukung adanya bangjo ini, gunanya untuk menertibkan. Kalau ada yang merasa terganggu, berarti orang itu tidak mau tertib," tandas Mina. (*)