Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gempa Aceh

BNPB Pakai Alat Canggih Tangani Gempa Aceh

Adapun riciannya, di Kabupaten Pidie Jaya berjumlah 99 orang yang meninggal dunia, di Pidie satu orang, dan di Bireun dua orang meninggal dunia

tribunnews/serambinews/hari mahardhika
Petugas melakukan evakuasi korban yang masih tertimbun di pertokoan Pasar Meureudu, Aceh Pidie Jaya, Rabu (7/12/2016). Gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Richter menerjang Aceh pada Rabu dini hari, namun menurut informasi BMKG tidak akan mengakibatkan tsunami. SERAMBI INDONESIA/HARI MAHARDHIKA 

TRIBUNJATENG.COM, ACEH -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, informasi terakhir yang diterima pihaknya menyebutkan jumlah korban meninggal akibat gempa di Pidie dan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, berjumlah 102 orang. Data ini diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Adapun riciannya, di Kabupaten Pidie Jaya berjumlah 99 orang yang meninggal dunia, di Pidie satu orang, dan di Bireun dua orang meninggal dunia. "Sementara ada satu orang hilang, dan 136 luka berat, serta 116 korban luka ringan," ujar Sutopo di kantor BNPB, Jakarta, Kamis (8/12).

Menurut Sutopo, saat ini sebanyak 85 jenazah telah berhasil diidentifikasi. Ia mengatakan, jumlah korban yang tewas diprediksi akan terus meningkat. Sebab, pencarian korban jiwa belum sepenuhnya dilakukan di seluruh titik bangunan yang roboh.

Guna mempercepat proses pencarian, BNPB juga telah menerjunkan tim ahli. Selain itu, juga mengerahkan alat canggih untuk mendeteksi adanya korban di reruntuhan bangunan. "BNPB menurunkan Collapse Building (tim ahli) yang profesional, dan berpengalaman. Kami juga menggunakan peralatan life detector untuk melakukan pencarian," ujarnya.

"Ini soal data, bukan banyak-banyakan jumlah korban. Kami harus terus mengkroscek kembali apa yang terjadi di lapangan," jelasnya lagi.

Dirinya mengaku belum mengetahui jumlah pasti berapa banyak orang yang masih tertimbun di dalam reruntuhan bangunan. Pasalnya, belum semua titik bangunan sudah dilewati. "Kalau jumlah kira-kira saya tidak tahu. Saya tidak mau berandai-andai. Yang pasti, kami sedang melakukan upaya pencarian itu," tambahnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mencatat telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pada Rabu, 7 Desember 2016, pukul 05.36 WIB. Pusat gempa bumi terletak pada 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 106 km arah tenggara Kota Banda Aceh pada kedalaman 15 km.

Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, setidaknya terjadi 35 kali gempa susulan pasca-gempa berkekuatan 6,5 SR di Kabupaten Pidie Jaya. Paling besar gempa terjadi di wilayah Aceh Jaya dengan kekuatan 4,7 skala richter dengan kedalaman 15 km.

Namun, ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. "Paling besar itu di Aceh Jaya dengan kekuatan 4,7 skala richter, tapi tidak ada kerusakan dan korban jiwa akibat hal itu," jelasnya.

Dijelaskan, gempa susulan adalah hal yang biasa terjadi dan tidak akan mungkin jauh lebih besar dengan gempa utama. BNPB dan juga pemerintah saat ini masih memfokuskan melakukan pencarian di tiga wilayah terdampak gempa sebelumnya yaitu di Bireun, Pidie, dan Pidie Jaya. (tribun/rio/serambi)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved