Wisata Malam
Berburu Aneka Sate dan Jagung Bakar Serut Saat Malam Hari di Kudus, Tak Takut Kantong Jebol!
Terdapat sekitar 20 penjual yang menempati lapak berukuran 2,5 meter x 2,5 meter di samping GOR
TRIBUNJATENG.COM - Bagi Anda yang bingung menghabiskan waktu saat berada di Kabupaten Kudus pada malam hari, deretan pedagang jagung bakar serut dan aneka sate di samping Gor Wergu bisa Anda sambangi.
Terdapat sekitar 20 penjual yang menempati lapak berukuran 2,5 meter x 2,5 meter di samping GOR. Uniknya, mereka sama-sama menjajakan macam-macam sate dan jagung bakar serut.
Setiap ada pengendara motor yang melintas, mereka akan berseru menawari untuk mampir. “Sate mbak, jagung mas,” begitu teriakan mereka.
Salah satu kios yang paling disesaki pengunjung di malam hari adalah milik Sablah. Perempuan yang dulu aktif berkesenian tari ini mempunyai lahan paling luas dibandingkan pedagang lain.
Kesederhanaan terpancar dari kios sate dan jagung miliknya, alas tanah dan tiang kayu yang melapuk menjadi buktinya. Pengunjung berbaur duduk di kursi panjang atau berlesehan di tikar yang tergelar.
“Saya berdagang sudah sejak tahun 1988. Di sini masih pagar besi semua. Baru ada orang sepuluh yang jualan. Lainnya ada bakso dan swike lama-lama tidak laku,” ujar perempuan yang bernama asli Jasminah.
Bagi Sablah, usaha aneka sate dan jagung bakar ini bukanlah yang pertama kali ia lakoni. Ia memutuskan berdagang aneka sate dan jagung bakar lantaran peminat kedua jenis makanan ini paling digemari dibandingkan saat ia menawarkan pecel dan swike. Prinsip yang ia pegang adalah, berjualan apa yang lebih laku dicari masyarakat.
Jasminah dibantu empat orang yakni sang kakak, adik, menantu, dan anak angkatnya. Ia tinggal melayani pembeli yang ingin membayar.

Pedagang yang melayani pesanan pembeli bekerja cekat lantaran telah banyak pembeli yang menunggu
Beragam tusukan sate ditaruh di baki untuk mengundang pembeli. Pembeli yang baru datang wajib mengambil nomor antrean lalu memilih sate apa yang akan dibakar.
Nomor antrian ini berfungsi sebagai penanda ketika dipanggil pedagang melalui teriakan ketika pesanan sudah matang.
Cara ini baru setahun diterapkan Sablah. Dulu, Sablah harus berulangkali menyebutkan pesanan pengunjung secara lantang. Padahal tiap pembeli menaruh lebih dari dua tusuk sate ke piringnya. Lama-lama, Sablah tak ingin membuang-buang suaranya.
Macam-macam sate diantaranya sate usus, gelondong, tahu bulat telur puyuh, sosis, telur putih, nugget, scalop, tempura, cungor, keong, gatra, jantung, rempelo, rempelo ati, burung, tahu bakso, dan bakwan.
Harga yang dipatok untuk bisa menikmati aneka sate ini mulai dari Rp 1.500 hingga Rp 2.500. Misalnya, satu tusuk sate scalop isi dua harganya dua ribu rupiah dan sate usus bisa didapat dengan merogoh kocek Rp 1.500.
Dengan uang Rp 10 ribu, pembeli bisa kenyang makan bermacam sate, begitu yang disampaikan Sablah.
Semua sate yang ditawarkan di warung Sablah, dibikin sendiri. Ada tusuk sate yang dilepas seusai sate dibakar, misalnya sate bakso. Adapula sate yang dilahap masih menggunakan tusuknya seperti sate rempelo ati.