Pagi di Temanggung, Cobalah Berburu Jajanan Tradisional di Pasar Entho Parakan, Lengkap dan Murah!

TRIBUNJATENG.COM - Berburu jajan pasar di Pasar Entho Parakan patut Anda coba ketika berkunjung ke Temanggung.

Jangan bayangkan pasar ini memiliki bangunan fisik permanen. Pasar ini berada di belakang ruko pertokoan kawasan Pecinan, Parakan Temanggung, sekitar 300 meter dari tugu Parakan.

Deretan makanan yang ditaruh di baki. Pembeli tinggal mengambil menggunakan tangan atau capit. Harga yang dipatok seribu rupiah.

Anda terlebih dahulu harus memasuki gang yang muat dilintasi dua sepeda motor. Lorong gang inilah yang dimanfaatkan para pedagang untuk menggelar lapak berisi macam-macam jajanan pasar. Anda seolah diajak merasakan sensasi gang senggol.

Dikatakan Sarni, salah satu pedagang yang sudah berjualan selama 40 tahun, Pasar Entho dari dulu memang dipenuhi para pedagang yang menjajakan aneka camilan ringan dan jajanan pasar.

Nama Entho sendiri diambil dari salah satu jajan pasar, yakni singkong diuleni yang diisi dengan gula jawa lalu digoreng. Sebelum ramai disesaki beragam jajanan pasar, yang dijual di Pasar Entho mulanya hanya entho, seperti yang diungkapkan perempuan berumur 70 tahun ini.

“Ada arem-arem, ciwel, lemper, bengawan solo, entho, dan macam-macam makanan lainnya,” ujar Sarni sambil menunjuk aneka panganan pasar yang ditempatkan dalam baki berwarna-warni.

Pengunjung bebas memilih ingin memborong jajanan pasar yang mana, tinggal tunjuk lalu memasukkannya dalam plastik bening yang disediakan. Anda tidak perlu khawatir kantong jebol karena masing-masing jajanan pasar bisa Anda peroleh mulai dari seribu rupiah.

Interaksi yang berlangsung antara pedagang dan pembeli di Pasar Entho Parakan. Pasar ini seperti pasar tiban, tapi rutin dibuka setiap hari.

Pasar ini sudah menampakkan aktivitasnya sejak pukul 05.00 WIB. Para pedagang terlihat sibuk menata dagangan mereka agar lebih menarik dipandang pembeli. Para pembeli yang kebanyakan ibu-ibu telah mengerumuni para pedagang yang beratapan terpal dan beralaskan jalan beton.

Para pedagang memanfaatkan meja bambu sebagai tempat memajang jualan mereka. Kursi plastik mereka duduki sambil melayani para pembeli yang kerap bertanya-tanya terlebih dahulu.

Siti Hawa, salah satu pembeli mengaku girang karena bisa menemukan Pasar Entho sebagai pusat jajanan pasar. Ia bahkan bersemangat meski harus datang pagi-pagi.

“Sering bingung karena saking banyaknya pilihan. Murah-murah banget lagian, bikin pengen borong semua. Apalagi makanan di Pasar Entho jarang ada di pasar lain, jadi langka,” ujar gadis yang gemar menonton drama Korea. (Shela Kusumaningtyas/magang tribunjateng)