Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Forum Guru

Memaknai Liburan Sekolah

Setelah menyelesaikan masa semester pertama pada 2016, guru dan siswa mendapat hak mereka yaitu hak untuk rehat dari aktivitas keseharian, mengajar

tribunjateng/galih permadi
Kunjungan-Sebanyak 49 murid Kelas IV Kebon Dalem 2 berkunjung ke DPRD KOta Semarang, Selasa (8/11). Mereka belajar tugas dan fungsi anggota DPRD 

TRIBUNJATENG.COM -- Setelah menyelesaikan masa semester pertama pada 2016, guru dan siswa mendapat hak mereka yaitu hak untuk rehat dari aktivitas keseharian, mengajar dan belajar. Waktu dimana mereka berhenti dari rutinitas harian mereka kita maknai dengan masa liburan. Tentunya karena guru dan siswa berada di tempat yang sama yaitu sekolah, maka kita namakan masa minggu-minggu ini dengan masa liburan sekolah. liburan sekolah menjadi harga mati. Tujuan Bberlibur adalah pikiran kembali segar. Libur dimaknai sebagai bebas dari bekerja atau masuk sekolah.

Beragam tempat menarik menjadi destinasi utama untuk menikmati masa liburan. Beragam objek wisata menawarkan tempat untuk memanjakan diri dan mengabadikannya dalam lensa, cekrek! dan munculah beberapa foto di media sosial lengkap dengan keteragannya yang tentunya menyenangkan. Sungguh liburan dimaknai dengan aktivitas yang menggembirakan. Dengan mengajak keluarga pergi ke luar kota, mereka seolah ingin melupakan kepenatannya tentang pekerjaan atau sekolah.

Berlibur tak harus mengunjungi tempat-tempat jauh, mengeluarkan modal banyak. Berlibur juga harus diselipi nilai-nilai pendidikan. Nilai-nilai yang tidak didapatkan di ruang sekolah semestinya bisa kita dapatkan melalui berlibur. Mengunjungi objek wisata seperti museum atau tempat-tempat bersejarah lainnya sangat penting untuk memberi kesan edukasi terhadap anak. Namun lagi-lagi tempat seperti itu bukanlah tempat wisata bagi khalayak umum. Tempat itu hanya sekadar tempat tujuan alih-alih study tour.

Di beberapa objek wisata sudah berjubel wisatawan yang menantikan masa liburan sekolah kali ini. Jumlah pengunjung yang melonjak drastis (Tribun Jateng, 26/12/2016) serta kemacetan yang menjadi pertanda bahwa liburan sekolah benar-benar membahagiakan. Tentu mereka lupa, liburan tak sekadar mengunjungi pantai, gunung atau pusat rekreasi lainnya. Namun liburan juga bisa dimaknai sebagai momen berkumpul dengan keluarga. Mengakrabi keluarga dengan porsi waktu lebih banyak daripada biasanya. Pilihan seperti ini justru tidak menjadi prioritas masyarakat dewasa ini.

Keluarga adalah pendidikan pertama dan paling utama. Ki Hajar Dewantara pernah mengatakan bahwa alam keluarga itu adalah suatu tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan sosial juga, sehingga bolehlah dikatakan, bahwa keluarga itulah tempat-pendidikan yang lebih sempurna sifat dan ujudnya daripada pusat lain-lainnya, untuk melangsungkan pendidikan kearah kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individuil) dan sebagai persediaan hidup bermasyarakat.

Seperti yang disampaikan pendiri perguruan taman siswa tersebut bahwa berkumpul bersama keluarga akan mengajarkan anak-anak kita tentang kesederhanaan dan bukan hidup mewah. Anak-anak harus diberikan pengertian tentang pentingnya tugas mereka saat berada di rumah. Liburan adalah momentum paling tepat untuk mengajarkan semua itu.

Ketika anak selama hampir enam bulan bergulat dengan dunia sekolah dan masih les di sore hari, maka waktu berkumpul dengan keluarga menjadi kurang. Waktu berkumpul untuk anak dan orang tua dirampas dengan kegiatan bekerja atau sekolah. Waktu yang terampas tersebut terbayar dengan adanya liburan sekolah. Semsetinya para orang tua menjadikan momentum tersebut untuk mengkarabi lagi anak-anaknya. Memanfaatkan waktu dengan berkomunikasi dengan anak, orang tua secara tak sengaja mengetahui perkembangan anaknya. Saat seperti ini jarang ketika hari-hari sibuk. Maka, keluarga memang pijakan pendidikan yang paling utama. Di rumah, semstinya juga bisa dimaknai sebagai tempat liburan bagi orang tua dan anak.

Mantan Wakil Presiden dan Presiden ke-3, Bachrudin Jusuf Habibie bahkan pernah sengaja mematikan ponselnya saat hari Minggu tiba. Minggu adalah hari yang paling dinantikan B.J Habiie untuk berkumpul bersama keluarga. Dengan mematikan ponsel tersebut, beliau tidak lagi diganggu dengan urusan pekerjaan atau lainnya. Beliau mengangap penting bahwa keluarga adalah cara terbaik merawat jiwa dan pikiran agar tak stress.

Tentu saja makna liburan harus dimaknai dengan kegiatan-kegiatan positif. Jangan sampai dengan waktu selama dua minggu ini, para anak malah kehilangan pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan di sekolah ketika semester pertama. Justru liburan harus dimaknai dengan bagaimana anak-anak kita mendapatkan wawasan, pengetahuan dan bekal yang berlebih. Selamat berlibur. (*)

Priyo Wiharto

Guru di SMA Negeri 1 Mejobo Kudus. Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved