Kasus Asusila
Zainun Curiga Istrinya Selingkuh dengan Kepala Desa, Pamit Diklat Ternyata Menginap di Hotel
Puluhan warga Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus menggeruduk balai desa setempat, Senin (6/2) siang.
Penulis: yayan isro roziki | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS- Puluhan warga Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus menggeruduk balai desa setempat, Senin (6/2) siang. Mereka menuntut kepala desa (Kades), Moh Rifai (50), untuk meletakkan jabatan, lantaran dinilai telah berbuat amoral dengan seorang warga setempat, berinisial ES (44).
Warga, membawa beberapa poster dengan berbagai tulisan. Warga tak melakukan orasi, lantaran diminta perangkat setempat untuk tidak membuat kegaduhan. Mereka pun lantas menempelkan berbagai poster yang dibawa, di sekitar halaman balai desa.
Camat Bae, dan juga perangkat desa setempat, kemudian menemui perwakilan warga untuk menggelar audiensi.
ES adalah istri Zainun. Zainun menuduh istrinya telah berselingkuh dengan Moh Rifai kepala desa tersebut. Dugaan perselingkuhan itu terjadi pada akhir Januari, kemarin tepatnya, pada Jumat - Sabtu, tanggal 27 hingga 28 Januari.
Menurut Zainun, kala itu sekitar pukul 14.00, istrinya pamit akan mengikuti pendidikan kilat (diklat) dengan kepala sekolah selama dua hari di Kota Semarang. ES adalah guru di madrasah ibtidaiyah (MI) di desa tersebut. Sedangkan Moh Rifai, selain sebagai Kades Pedawang, juga menjabat sebagai kepala MI tersebut.
Zainun kurang percaya terhadap kegiatan istrinya yang akan diklat ke Semarang. Maka Zainun pun kroscek ke Kemenag Kudus. Hasilnya, menurut dia, Kemenag mengatakan tak ada agenda Diklat untuk guru madrasah dari Kudus, di Semarang.
"Pengakuan Kades kepada saya, ada Diklat di Semarang. Setelah saya telusuri ternyata gak ada agenda itu," ucapnya.
Lantaran mengetahui tak ada agenda Diklat, Zainun mendesak istrinya untuk jujur apa adanya, terkait kepergiannya selama dua hari itu. Setelah didesak, menurut Zainun, istrinya mengaku bahwa ia pergi ke Semarang, guna mengikuti acara peresmian pembukaan sebuah hotel, milik kawan sang Kades.
"Peresmian kan harusnya ngajak istrinya sendiri, bukan istri orang. Apalagi ini sampai menginap," katanya, emosi.
Disinggung apakah antara ES dan sang Kades menginap dalam satu kamar? Zainun, belum bisa memastikan. Hingga saat ini, sang istri mengaku tak menginap dalam satu kamar, terlebih berbuat asusila. "Istri saya masih syok, dia di rumah," ucapnya.
Ditandaskan, sebelum ini pihaknya sudah coba menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan. Namun, menurut Zainun, pihak Kades selalu menyepelekannya.
"Saya tak minta atau menuntut apa-apa. Saya hanya ingin pengakuan, kalau sudah begini biar masyarakat yang menilai," tandasnya.
Ia menegaskan, soal puluhan warga yang turut menggeruduk balai desa, menurut Zainun, bukan ia yang menggerakkan. "Soal warga yang menuntut Kades mundur, itu bukan urusan saya. Saya hanya ingin meminta kejelasan soal kasus saya. Mungkin warga malu punya Kades tak bermoral, njenengan bisa menafsirkan sendiri," tuturnya. (*)
