JADI VIRAL, Usia Pengantin Pria Lebih Muda 43 Tahun, Bukan Penghalang Pasangan Ini Menikah
Usia mempelai pria atau suaminya yang bernama Rokim baru sekitar 24 tahun, kurang dari separo usia mempelai wanita.
TRIBUNJATENG.COM, MADIUN - Sebuah video pernikahan sepasang kekasih di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mendadak menjadi viral.
Yang membuat video ini banyak ditonton karena jarak usia pasangan yang baru menikah ini sangat berbeda.
Mempelai wanita bernama Tampi berusia 67 tahun, lahir di Madiun pada 18 Januari 1950.
Usia mempelai pria atau suaminya yang bernama Rokim baru sekitar 24 tahun, kurang dari separo usia mempelai wanita.
Ditemui di rumah kepala dusun setempat, pasangan beda usia ini tampak bahagia.
Keduanya tampak malu-malu saat ditanya perihal pernikahan mereka.
Rokim mengaku sudah mengenal Tampi sekitar delapan tahun yang lalu.
Hingga akhirnya, seminggu yang lalu dia memberanikan diri melamar wanita pujaannya.
"Saya kasihan, Bu Tampi hidup sendiri di rumahnya," kata pria yang tidak tamat sekolah dasar ini, Jumat (17/3/2017).
Pria kelahiran Nganjuk, 10 Juni 1993, ini mengaku iba melihat kehidupan Tampi.
Sehari-hari usai bekerja sebagai buruh serabutan, Rokim selalu menyempatkan waktu untuk main ke rumah Tampi.
Berawal dari rasa iba dan kasihan, lama-lama Rokim jatuh cinta dengan Tampi.
Apalagi Tampi juga selalu perhatian dengan Rokim.
"Dia orangnya baik," kata anak nomor tiga dari lima bersaudara ini.
Rokim mengatakan Tampi adalah cinta pertama dan terakhirnya.
Sebab, dia belum pernah berpacaran atau menjalin hubungan asmara dengan wanita selain Tampi.
Meski menikah dengan wanita yang usianya terpaut sangat jauh dengannya, Rokim merasa tidak malu.
Menurutnya, usia bukanlah penghalang untuk saling mencintai.
Mereka pun menikah pada 15 Maret 2017 lalu.
Tampi, janda yang belum memiliki anak, ini mengaku sangat bahagia.
Dia pernah menikah saat berusia 14 tahun dan bercerai setahun kemudian.
Perempuan ini tak menyangka bila Rokim serius ingin menikahinya.
"Saya kaget waktu ke rumah, dia mengatakan akan melamar saya kepada adik saya," jelas Tampi.
Ia sempat menganggap cerita adiknya soal rencana Rokim untuk melamar hanya sekadar guyon.
Selain usia sudah tua, dia juga sudah berstatus janda.
Selang beberapa hari kemudian, ternyata benar yang diceritakan adiknya tersebut.
Rokim beserta keluarga mendatangi rumah dan melamarnya.
Mereka melangsungkan pernikahan secara sederhana dengan memanggil penghulu ke rumahnya di RT 9 RW 2 Dusun Petung, Desa Nampu, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.
Ada kejadian lucu saat proses ijab berlangsung.
Rokim yang belum paham tata cara pernikahan tidak membawa mahar, lazimnya dalam sebuah prosesi pernikahan.
Saat penghulu menanyakan mas kawin atau mahar pernikahan, Tampi menyerahkan selembar uang Rp 50 ribu.
"Jadi dilamar pakai uang Rp 50 ribu," katanya sambil tertawa.
Keduanya kini menjalani hidup serumah di sebuah rumah yang sederhana.
Pasangan ini sempat mengajak media ini melihat kondisi rumah mereka.
Rumah Tampi sangat sederhana, bahkan bisa dikatakan tidak layak.
Dinding rumah bagian depan terbuat dari kayu triplek.
Di bagian belakang rumah, dinding terbuat dari potongan kayu papan yang disusun.
Bagian belakang rumah difungsikan sebagai dapur sekaligus kandang kambing.
Seluruh bagian rumah Tampi yang kini ditempati bersama Rokim itu berlantaikan tanah.
Tidak ada perabot mewah di dalamnya.
Hanya ada satu lemari kayu dan kasur kapuk tipis berukuran sekitar 2 x 1 meter yang digelar di lantai tanpa dipan atau ranjang.
Tak ada peralatan elektronik semisal televisi atau kulkas.
Bahkan untuk memasak, mereka menggunakan tungku berbahan bakar kayu.
"Listrik rumah ini masih nyambung dari rumah sebelah. Belum pasang listrik sendiri," tutur Tampi.
Sehari-hari Rokim bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan Rp 50 ribu hingga Rp 95 ribu.
Istrinya yang juga bekerja sebagai buruh dan tukang pijat ini berpenghasilan Rp 30-40 ribu per hari.
Meski hidup dalam kesederhanaan, keduanya tampak bahagia.
Mereka tidak memiliki banyak keinginan, selain dapat hidup bersama hingga maut memisahkan. (surya/rahadian bagus)