Sosok Satria Aditama di Mata Ketua RT dan Teman Karang Tarunanya
Satria itu anaknya cerdas, ramah, baik, suka bergaul, sering mengaji. Tetapi, enam bulan belakangan ini, sikapnya berubah
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Rumah terduga pelaku teror Tuban, Satria Aditama (19), tampak sepi. Pintu gerbang bercat hijau, yang terletak di Jalan Taman Karonsih II Nomor 1130, RT 05 RW 04, Ngaliyan, Kota Semarang, itu tertutup rapat.
"Sudah sejak pagi ini (Minggu pagi), Bu Cicik Murdiati (ibu Satria) tidak keluar rumah. Katanya, sakit. Masih syok," ujar Ketua RT 05, Candra Satya Nugroho (42), Minggu (9/4) siang.
Candra mengaku tak menyangka kasus terorisme di Tuban menyangkut salah seorang warganya. Menurutnya, keluarga Satria dikenal warga setempat sebagai sosok yang baik.
"Sering pengajian, sering bantu warga yang kesusahan," ucap Candra sembari mengacungkan ibu jari kanannya.
Satria merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Ayahnya, Wagito, meninggal dua tahun silam, lantaran sakit. Rumah itu kini dihuni ibu dan dua kakak Satria yang nomor tiga dan empat.
"Satria itu anaknya cerdas, ramah, baik, suka bergaul, sering mengaji. Tetapi, enam bulan belakangan ini, sikapnya berubah," beber Candra.
Perubahan yang paling tampak adalah Satria jarang mengaji. Selain itu jarang pulang ke rumah.
"Kasus ini merupakan pukulan terberat kami. Namun, saya imbau warga agar tak menjauhi keluarga bu Cicik. Satria adalah korban doktrin ajaran sesat," imbuhnya.
Satria merupakan alumni SMKN 4 Semarang. Ia lulus bulan Mei 2016 lalu. Warga setempat mengenal Satria sebagai anak yang cerdas soal komputer.
Sejumlah polisi sudah mendatangi kediaman keluarga Satria, pada Minggu dini hari. Kedatangan para polisi itu untuk melakukan penggeledahan dan penyitaan.
Lurah Ngaliyan, Nur Kholis, mengaku kaget setelah mendengar kabar Satria tewas dalam baku tembak dengan polisi di Tuban.
Ia merasa kecolongan. Oleh karena itu Nur Kholis beserta tokoh masyarakat setempat sudah membentuk forum pengawasan dini antiteror di wilayah Ngaliyan. Ia juga mengimbau warga Ngaliyan tak usah turut serta dalam kegiatan radikal.
Selama ini, Satria Aditama (20) disebut mulai jarang terlihat selama tiga hingga empat bulan terakhir. Padahal menurut Rabis Agung Dwi Putra, tetangganya, Satria dikenal aktif kegiatan pemuda karang taruna.
"Dia sosok yang baik, tapi sudah jarang terlihat akhir-akhir ini," ujar Rabis, Minggu (9/4/2017). (*)