DUH, Pendengaran Menurun, Kakek Nenek di Banjarnegara Tenang di Dapur saat Bagian Rumah Lain Ambruk
Pasangan sepuh di desa Karangjati, Susukan Diswan (94) dan Tarini (82) tenang saja saat bangunan rumah mereka ambruk
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Pasangan sepuh di desa Karangjati, Susukan Diswan (94) dan Tarini (82) tenang saja saat bangunan rumah mereka ambruk, Rabu sore (19/4).
Bunyi keras runtuhan rumah tak membuat mereka beranjak dari ruang dapur.
Keduanya mulanya tak menyadari jika rumah berdinding anyaman bambu mereka runtuh.
Sementara mereka tetap beraktivitas di ruang dapur yang hanya berjarak sekitar 3 meter dari titik runtuhan.

Pendengaran keduanya tak berfungsi normal karena faktor usia.
Bangunan rumah berusia 30 tahun lebih itu ambruk bersamaan dengan hujan disertai angin pada Rabu (19/4). Seluruh bangunan runtuh, kecuali ruang dapur yang selamat. Perabotan di dalam rumah hancur tertimpa puing.
"Ini kuasa Allah, ruang dapur tidak ikut runtuh, dan untungnya orang tua saya di dapur semua. Mereka sudah tidak bisa mendengar,"kata Karwen, putri kedua orang tua itu, Kamis (20/4).
Diswan dan Tarini hanya tinggal berdua di rumah tua mereka. Satu di antara empat anak mereka telah meninggal. Seorang di antaranya menderita tuna netra.
Sedangkan dua lainnya bekerja dan menetap di luar daerah.

Suara runtuhan membuat warga berlarian mendekat. Mereka khawatir, ada korban di balik reruntuhan rumah yang dihuni dua orang tersebut. Tidak ada jeritan di balik puing.
Warga mengecek ruang dapur yang masih tersisa. Mereka menemukan sepasang suami istri itu masih beraktivitas di kamar mandi.
Mereka segera membopong tubuh renta Diswan dan Tarini ke rumah warga yang aman.
Tarini baru menyadari bencana itu kemudian. Kupingnya sudah tak tajam mendengar, namun penglihatannya masih normal. Ia menyaksikan, rumah satu-satunya miliknya telah luluhlantak.
Nenek yang telah bercicit itu menangis histeris.