Lebaran 2017
Nada Poso Angklung, Hibur Pemudik Lewat Permaian Angklung dan Perkusi
Pemudik yang melintas Kota Tegal, tepatnya di traffic light Jalan Ahmad Yani, tak bakal bosan. Nada Poso Angklung siap menghibur mereka.
Penulis: Alexander Devanda Wisnu P | Editor: rika irawati
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Alexander Devanda Wisnu P
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Pemudik yang melintasi Kota Tegal, tepatnya di traffic light Jalan Ahmad Yani, Kota Tegal, bakal menemukan suasana berbeda. Alunan musik aklung dari seniman jalanan yang tergabung dalam Nada Poso Angklung setia menghibur pengguna jalan yang berhenti di lampu merah jalur masuk Masjid Agung Kota Tegal.
Nada Poso Angklung, merupakan grup musik beranggotakan tujuh anak muda. Mereka memadukan kesenian angklung dengan alat musik perkusi.
Ketujuh pemuda tersebut adalah Angga (18) bermain angklung , Yanuar (25) bermain truluk , Ian (25) memainkan gambang, Widy (25) bermain degdeg, Arip (25) bermain bass , sementara Nila (23) dan Tezar (16), bertugas mengedarkan kerangjang sumbangan kepada pengguna jalan.
Alat musik yang mereka gunakan bukan pakem atau yang digunakan pada umumnya. Degdeg misalnya, merupakan panci bekas yang ditutup dibagian atas, kemudian diberi pengikat di kedua sisi. Cara memainkannya, dipukul hingga mengeluarkan bunyi degdeg.
Sementara suara bass, dihasilkan dari tong plastik warna biru yang biasa digunakan sebagai tempat air. Bagian atas dan bawahnya ditutup menggunakan ban.
"Butuh waktu tiga bulan bagi kami untuk memainkan alat musik angklung dan perkusi modifikasi ini hingga nada setiap alat musik ini sinkron," kata Widy, pendiri Nada Poso Angklung, Sabtu (24/6/2017).
Sudah satu tahun ini mereka bermain musik di jalanan. Bukannya tanpa risiko, menurut Widy, mereka pernah tiga kali dilarang bermain di jalanan oleh pihak berwajib.
Tak putus arang, mereka bernegosiasi agar dapat tetap menghibur pengguna jalan sambil mencari sumbangan. Akhirnya, mereka diizinkan bermain di pinggir jalan dengan syarat, tidak mengganggu arus lalu lintas.
"Kepolisian memberi izin tapi ada syaratnya, tidak mengganggu dan bermain sopan. Ya, kami turuti," ujarnya.
Arif (43), pengendara motor asal Jakarta, mengaku terhibur mendengar permainan Nada Poso Angklung, saat dia berhenti di traffic light Jalan Ahmad Yani, Kota Tegal.
" Saya terhibur, permainan mereka unik. Di Jakarta, jarang ada yang seperti ini," ujar Arif yang dalam perjalan mudik.
Nada Poso Angklung juga punya ciri khas. Setiap Sabtu dan Minggu, saat tampil di jalanan, mereka mengenakan seragam berupa kemeja putih bermotif tenun.
Nada Poso Angklung biasa menghibur pengguna jalan pukul 15.00 WIB sampai 21.00 WIB.