Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penusukan Anggota Brimob

Teroris Incar Senjata di Makodam Bukit Barisan

Terduga teroris Medan, Syawaludin Pakpahan (43) dan kelompoknya, mengincar senjata yang ada di markas-markas tersebut

Editor: bakti buwono budiasto
Warta Kota/Gopis Simatupang
Brigjen Rikwanto menjelaskan teknis pengaman sidang putusan kasus Ahok di Gedung Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (8/5/2017). 

TRIBUNJATENG.COM - Terduga teroris Medan, Syawaludin Pakpahan (43) dan kelompoknya, mengincar tiga markas polisi dan tiga markas tentara sebagai sasaran aksi teror. Tujuan mereka adalah merebut senjata yang ada di markas-markas tersebut.

Detail lokasi yang diincar Syawaludin Pakpahan (SP) dan kelompoknya diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Penmas) Polri, Brigjen Rikwanto, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara terhadap SP dan dua anggota kelompoknya, yakni Firmansyah Putra Yudi (FP) dan Hendri Pratama (HP) alias Boboy.

Lokasi-lokasi yang disurvei SP dan kelompoknya, seluruhnya berada di Medan dan sekitarnya. Perinciannya adalah Markas Polda Sumatera Utara, Markas Komando Brimob Polda Sumut, Markas Polsek Tanjung Morawa, Markas Kodam Bukit Barisan, Markas Yon Zipur, dan Kompleks Asia Megamas Medan.

"Tujuan dari seluruh aksi penyerangan di kantor polisi dan TNI adalah membunuh dan merampas senjata api petugas," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/6).

Hanya Kompleks Asia Megamas Medan yang diincar bukan karena alasan merebut senjata api. Kompleks tersebut dipetakan karena SP dan kelompoknya mengincar warga keturunan Tionghoa. "Kelompok ini adalah simpatisan JAD (Jamaah Anshar Daulah)," imbuh Rikwanto.

Rencana menebar teror di Medan, digagas SP sepulang dari Suriah. "Jadi, sepulang dari Suriah, SP merekrut beberapa tetangganya, sesama pedagang kecil yakni AR, FP dan HP," papar Rikwanto.

SP meminta ketiga orang tersebut mengikuti jejaknya. Mereka juga diminta kesediannya untuk berjihad. Tugas awal bagi tiga rekrutan baru itu adalah memetakan lokasi-lokasi yang akan dijadikan sasaran teror, selain Markas Polda Sumut.

Rikwanto juga menjelaskan, SP pergi ke Suriah pada 2013. Sebelumnya, sejak sekitar 2004, SP mempelajari aliran-aliran radikal lewat internet. Setelah sekitar sembilan tahun mengenal aliran radikal, SP mendapatkan motivasi yang kuat untuk hijrah dan berjihad di Suriah.

Menurut Rikwanto, ketika hendak berangkat ke Suriah, SP meminjam uang ke bank. Bahkan, dia menjadikan istrinya sebagai jaminan. "Dia pinjam uang ke bank sebanyak Rp 20 juta untuk pergi ke Suriah," katanya.

Setelah enam bulan berada di negara yang tengah diamuk perang tersebut, SP pulang ke Indonesia. "Dia lalu menularkan paham radikal kepada kelompoknya yang beranggotakan AR, FP, dan HP," ujar Rikwanto.

Seperti diberitakan, SP dan dua rekannya FP dan HP adalah terduga teroris pelaku penyerangan Markas Polda Sumut, Minggu (25/6) lalu. Penyerangan itu menewaskan Ipda (Anumerta) Martua Sigalingging yang tengah istirahat di dalam pos.

Martua diserang oleh AR yang akhirnya dilumpuhkan menggunakan peluru tajam. AR pun tewas. Sedangkan SP yang berusaha menyerang Brigadir Erbi Ginting, juga dilumpuhkan menggunakan peluru tajam. SP mengalami luka tembak pada kaki. Berdasar petunjuk yang didapat di lapangan, polisi kemudian menangkap FP dan HP.

SP beserta FP dan HP kemudian diterbangkan ke Jakarta untuk diperiksa secara mendalam di Markas Brimob di Depok, Jawa Barat. Rikwanto menyatakan, polisi masih mendalami siapa saja orang-orang yang berhubungan dengan SP selama dia berada di Suriah.

"Dari sisi ideologi, SP sudah sangat kental warna ISIS-nya dan dia mencoba menjadikan Indonesia sebagai daerah operaisnya. Dia mencoba menyerang pos penjagaan dan mencari senjata," kata Rikwanto. (Tribun Jateng Cetak/the)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved