KREATIF, Mahasiswa Udinus Bisa Matikan Listrik Pakai Android
Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro berhasil menciptakan pengendali listrik menggunakan Wifi melalui smartphone android. Alat tersebut diberinama La
Penulis: Alexander Devanda Wisnu P | Editor: iswidodo
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Alexander Devanda Wisnu P
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro berhasil menciptakan pengendali listrik menggunakan Wifi melalui smartphone android. Alat tersebut diberinama Lampu berbasis Wifi (Lamfi)
Empat mahasiswa yaitu Randy Ari Pratama, Muhammad Najih, Maulida Septaning Anggita, dan Yudi Ernawan membuat alat yang mampu mematikan listrik hanya dengan menggunakan smartphone.
Empat mahasiswa itu merupakan gabungan dari Fakultas Ilmu Komputer Udinus dan Fakultas Teknik Udinus. Mereka juga tergabung dalam satu tim Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC)

Randy Ari Pratama merupakan ketua kelompok, mengatakan Lamfi dibuat didasari atas permasalahan kebutuhan listrik yang membengkak karena banyak lampu dan alat listrik yang lupa dimatikan.
"Kami mencetuskan ide ini karena saat lebaran atau liburan banyak rumah yang ditinggal pemiliknya, lampu dinyalakan pagi sampai malam 24 jam nonstop biaya dapat membengkak," ujar Randy saat diwawancara, Kamis, (20/07/2017).
Randy katakan, alat Lamfi ini bisa digunakan untuk mematikan listrik, juga untuk peralatan elektronik semisal televisi, lemari es dan semua alat yang menggunakan listrik.
"Alat ini tidak cuma untuk mengendalikan lampu saja tapi bisa digunakan unntuk mematikan televisi, lemari es, kompor listrik dan semua alat yang membutuhkan listrik jadi lebih mudah mengontrolnya," tambahnya.
Sari Ayu Wulandari merupakan dosen pembimbing bagian desain dan ujicoba mengatakan alat pemantau listrik sudah banyak dibuat namun masih menggunakan CCTV sebagai alat bantunya dan membutuhkan biaya mahal.
Alat pemantau listrik menggunakan android buatan mahasiswa Udinus tidak menggunakan alat bantu CCTV tetapi menggunakan sensor listrik dan dapat menghemat biaya.
"Memang alat sensor listrik seperti ini sudah ada yang membuat tetapi kebanyakan menggunakan bantuan CCTV jadi biayanya membengkak. Kami tidak menggunakan CCTV, kami langsung dari sensor listrik alatnya pun nanti jika dijual hemat biaya," ujar Sari Ayu saat diwawancara. (*)