Tiba-tiba Lenyap dan Tak Mempan Sekali Tembakan, Warga Berondong Celeng dengan Peluru. Hasilnya?
Dusun itu menjadi pintu pertama bagi hewan-hewan liar hutan yang keluar sarang menuju pemukiman
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Warga dusun Semaya, desa Sunyalangu Karanglewas, Banyumas akhir-akhir ini diresahkan dengan kemunculan babi hutan yang mulai mendekati pemukiman warga.
Beberapa waktu lalu, seekor celeng berhasil dirobohkan setelah diberondong dengan puluhan peluru dari senapan warga. Celeng itu tak mempan dengan hanya satu dua kali tembakan.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, lebih dari 10 ekor babi hutan berhasil dilumpuhkan oleh warga. Sebagian ditangkap hidup-hidup melalui perangkap, beberapa di antaranya ditembak mati.
Semaya adalah dusun paling ujung yang berbatasan langsung dengan hutan lindung di lereng gunung Slamet.
Dusun itu menjadi pintu pertama bagi hewan-hewan liar hutan yang keluar sarang menuju pemukiman.
Ranto, pemuda desa dusun Semaya mengatakan, sejak setahun terakhir ini, kemunculan babi hutan semakin sering.
"Dulu tidak ada babi hutan yang berani mendekati desa. Sekarang banyak yang turun gunung," katanya, Kamis (3/8)
Binatang buas itu biasa muncul secara berkelompok saat malam hari.
Ladang pertanian warga yang menyimpan pangan menjadi sasaran kelompok babi hutan.
Mereka sering megobrak-abrik sawah warga dan memakan tanaman padi yang masih muda, atau hampir memasuki musim panen. Petani terpaksa gigit jari lantaran hasil panen mereka merosot tajam.
Derita lebih dialami oleh petani ubi-ubian antara lain singkong dan ubi talas.
Belum sampai tiba panen, kawanan babi hutan sudah menyerang tanaman tersebut, lalu mengambil ubi yang tersimpan di dalam tanah untuk disantap.
"Warga jadi tak bisa menanam singkong atau talas. Belum sampai besar tanaman sudah dirusak,"katanya