Aturan HET Dibatalkan, Harga Beras di Semarang Relatif Stabil
Beras termurah yakni jenis C4 dibanderol Rp 9.000 per kilogram. Jenis IR 64 medium dijual Rp 10.000/kg.
Penulis: Firna Larasanti | Editor: abduh imanulhaq
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Firna Larasanti
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga beras di beberapa pasar tradisional di Kota Semarang terpantau stabil.
Fenomena ini menyusul ditariknya Peraturan Menteri Perdagangan No 47/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No 27/2017 tentang Penetapan Harga Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.
Melalui aturan tersebut, harga beras medium dan premium dipatok Rp 9.000/kilogram.
"Masih relatif stabil, meski kemarin ramai akan ada aturan harga eceran tertinggi beras. Ternyata kan sudah dibatalkan Pak Menteri," ujar Ranti, pedagang sembako di Pasar Relokasi Johar, Semarang, Kamis (10/8/2017).
Beras termurah yakni jenis C4 dibanderol Rp 9.000 per kilogram.
Jenis IR 64 medium dijual Rp 10.000/kg.
Adapun IR 64 premium Rp 11.000 per kilogram.
"Bahan pokok lain juga relatif stabil. Minyak goreng tetap dibanderol Rp 11.000 per liter, tergantung merek. Tepung terigu Rp 6.500 per kilogram hingga Rp 7.000 per kilogram, tergantung merek," rinci Ranti.
Harga gula pasir bahkan turun dari harga Rp 12.000/kg menjadi Rp 11.500/kg.
Pedagang lain, Widyawati, di Pasar Peterongan menyatakan harga beras dan kebutuhan pokok lain tetap stabil.
"Harga beras tertinggi yang saya jual Rp 11.000 per kilogram, mereknya Bramo. Harga beras termurah Rp. 10.000 per kilogram jenis medium. Saya memang tak menjual beras harga Rp 9.000, karena kualitasnya jelek dan banyak kutu," jelas Widya.
Dia menyebut aturan harga eceran tertinggi (HET) sempat bikin resah sejumlah pedagang.
Namun, belum mempengaruhi harga beras dan kebutuhan pokok lain di pasaran.
Sebulan pasca-Lebaran, harga kebutuhan pokok relatif tetap.
"Harga telur ayam Rp 21.000 per kilogram. Termasuk stabil harganya dibandingkan menjelang puasa kemarin," paparnya. (*)