Sejak Ada Penampakan di Sungai Luk Ulo Kebumen, Tak Ada Lagi yang Berani Nambang Pasir
Kemunculan buaya di sungai Luk Ulo di desa Rantewringin, Buluspesantren Kebumen bukan hanya menciptakan teror bagi warga sekitar sungai
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
"Yang dikhawatirkan, buaya itu naik ke daratan lalu masuk ke pemukiman dekat sungai sehingga berbahaya," katanya.
Diberitakan sebelumnya, warga di pinggiran sungai Luk Ulo Kebumen Jawa Tengah digegerkan kemunculan buaya di sungai yang bermuara di samudera Hindia tersebut.
Mulyadi, warga desa Rantewringin RT 2/2 Kecamatan Buluspesantren Kebumen mengungkapkan, buaya itu biasa menampakkan diri saat siang hari waktu sepi.
Buaya yang disaksikannya berukuran sekitar 5 meter dengan sisik punggung bewarna hitam.
Saat berjalan di air, separuh badan atasnya terlihat menyembul ke permukaan sungai berkedalaman sekitar 3 meter itu.
Buaya itu sesekali mendarat ke tepi sungai untuk berjemur beberapa saat, lalu kembali lagi mencebur ke sungai.
"Buaya terlihat sejak awal Juli 2017 lalu. Saya bahkan sempat abadikan ke video saat buaya tampak,"katanya, Kamis (10/8).
Kemunculan buaya di sungai Luk Ulo ini cukup menglhawatirkan.
Pasalnya, sungai itu selama ini menunjang kehidupan masyarakat. Warga biasa memanfaatkan sungai itu untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK).
Air sungai Luk Ulo jadi kebutuhan sentral, terutama bagi warga yang tak memiliki sumur, atau warga yang sumurnya kekeringan akibat kemarau.
Sejak buaya tampak, sungai menjadi sepi. Masyarakat memilih menghindari berkegiatan di sungai karena takut diserang buaya.
Dalam memenuhi kebutuhan MCK nya, sebagian warga memilih menumpang ke sumur warga lain yang masih ada sumber airnya.
"Sejak kemunculan buaya itu, untuk aktivitas MCK di sungai, hampir tidak ada yang berani,"katanya
Buaya itu ternyata sempat hendak dilumpuhkan. Warga sekitar pernah memberondong buaya itu dengan peluru senapan.
Sayang, peluru itu tak mampu menembus kulit keras binatang mematikan tersebut.
Buaya itu pun kembali berenang bebas di air.
(*)