Jawa Tengah Mengalami Deflasi pada Agustus 2017 Sebesar 0,51 Persen

Sementara kelompok yang memberikan sumbangan terhadap inflasi adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga

Penulis: m zaenal arifin | Editor: muslimah
Tribun Jateng/M Zaenal Arifin
Kepala BPS Jawa Tengah, Margo Yuwono (kanan), didampingi Kabid Statistik Distribusi BPS Jawa Tengah, Sri Herawati, memaparkan perkembangan inflasi dan wisata di Jawa Tengah. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2017 secara umum mengalami penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, pada agustus 2017 terjadi deflasi sebesar 0,51 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,87.

Kepala BPS Jawa Tengah, Margo Yuwono menuturkan, indeks tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Juli 2017 yang mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan IHK sebesar 128,53.

"Deflasi disebabkan turunnya harga ditunjukkan dengan penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,15 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,65 persen," katanya di Kantor BPS Jawa Tengah, Senin (4/9/2017).

Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,49 persen diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen, kelompok sandang sebesar 0,18 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar masing-masing sebesar 0,08 persen.

Ia memaparkan, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Agustus 2017 antara lain angkutan udara, bawang putih, bawang merah, cabai rawit, angkutan antar kota, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam kampung, semangka, gula pasir, kentang, labu siam/jipang, kacang panjang, semen, nangka muda, tarif kendaraan travel, kelapa, keramik, buncis,air kemasan dan obat dengan resep.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain sekolah menengah atas, apel, sekolah dasar, garam, sekolah menengah pertama, ayam goreng, upah pembantu rumah tangga, ikan keranjang, besi beton, pasta gigi, anggur, bimbingan belajar, bayam, mobil, emas perhiasan, pemeliharaan/service, minyak goreng, taman kanak-kanak, rokok kretek filter dan tukang bukan mandor.

"Pada Agustus 2017, kelompok yang memberikan sumbangan terhadap deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,45 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen," jelasnya.

Sementara kelompok yang memberikan sumbangan terhadap inflasi adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,12 persen diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas sebesar 0,03 persen.

Kemudian, kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau dan kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,02 persen dan kelompok yang memberikan sumbangan terendah terhadap inflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,01 persen. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved