Pedagang di Semarang Jual Beras Sesuai HET Jika . . .
"Ya bagus ada pembatasan harga, jadi harga tidak melambung terus. Sehingga pembeli juga bisa nyaman dengan harga pasti," katanya
Penulis: m zaenal arifin | Editor: bakti buwono budiasto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pedagang beras menyikapi beragam adanya pemberlakuan harga eceran tertinggi (HET) beras yang diberlakukan Menteri Perdagangan mulai 1 September lalu.
Dalam HET tersebut, harga beras medium di wilayah Jawa ditetapkan 9.450 per kg dan beras premium Rp 12.800 per kg.
Pedagang beras di Pasar Karangayu, Semarang, Listiyana mengatakan, dirinya sudah mendengar adanya penetapan HET tersebut.
Hanya saja, ia tidak mengetahui secara rinci berapa besaran harga yang ditetapkan.
Baca: Wih, 700 Sopir Taksi Konvensional Solo Raya Bakal Ikuti Demo di Semarang
Listiyana mengaku setuju dengan adanya penetapan HET beras.
Hanya saja, pihaknya tidak bisa menerapkan acuan HET pada semua jenis beras yang dijual.
"Ya bagus ada pembatasan harga, jadi harga tidak melambung terus. Sehingga pembeli juga bisa nyaman dengan harga pasti," katanya saat ditemui Tribun Jateng, Selasa (5/9/2017).
Menurutnya, HET tersebut bisa diberlakukan untuk beras dari petani lokal yang harganya masih terjangkau.
Sebagai gambaran, ia membeli beras dari suplier dengan harga Rp 8.800 per kg dan menjualnya ke masyarakat Rp 9.000 per kg.
Baca: Pertamina Bikin Hashtag #banggapake
"Tapi kalau saya beli (kulakan) dengan harga di atas Rp 10.000 per kg, tidak mungkin juga saya jual di bawahnya. Intinya harga jual menyesuaikan harga beli kulakan," jelasnya.
Senada disampaikan pedagang beras di Pasar Peterongan, Semarang, Sutrisni.