Dulu Demo, Sekarang Mural Jadi Ungkapan Penolakan Pengembangan PLTP Gunung Slamet

Belaangan mereka menggencarkan penolakan lewat pemasangan spanduk, poster atau lukisan mural.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI
Mural berisi ungkapan penolakan bagi PLTP Gunung Slamet terpasang di Jalan Komisaris Bambang Suprapto, Purwokerto, Senin (11/9/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Aksi penolakan terhadap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di lereng Gunung Slamet, Banyumas, tak berhenti.

Sebelumnya warga yang kontra dengan proyek itu menolak melalui aksi demonstrasi.

Belaangan mereka menggencarkan penolakan lewat pemasangan spanduk, poster atau lukisan mural.

Publikasi penolakan proyek PLTP itu bermunculan di sejumlah ruas jalan desa dan kota, tembok bangunan hingga jembatan-jembatan di lereng selatan Slamet yang termasuk wilayah Banyumas.

Panji Mulkillah, anggota Tim Riset Aliansi Selamatkan Slamet, mengatakan kemunculan media itu merupakan ungkapan hati masyarakat yang merasa aspirasinya terabaikan.

"Spanduk paling banyak muncul di Kecamatan Cilongok karena memang wilayah itu paling terdampak," katanya, Senin (11/9/2017).

Panji menyayangkan minimnya sosialisasi oleh pelaksana proyek PLTP.

Padahal mereka mengklaim telah mengantongi izin eksplorasi sejak 2011.

Sosialisasi baru gencar dilakukan pada 2017 semenjak permasalahan akibat dampak tahapan pembangunan mencuat, seperti keruhnya mata air sungai Prukut Cilongok.

Community Relation PT SAE, Riyanto Yusuf, mengatakan perusahaannya sudah berulang kali menggelar sosialisasi mengenai perkembangan maupun dampak yang timbul kepada masyarakat di sekitar kawasan terdampak.

Namun, dia menyadari sebagian masyarakat masih belum puas terhadap hasil sosialisasi tersebut.

Karena itu, PT SAE akan mengubah pola sosialisasi dari bersifat resmi menjadi lebih santai untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.

"Mungkin pola komunikasi dengan warga agak diubah menjadi lebih santai," jelas Riyanto. (*)

Sumber: Tribun Jateng
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved