Musim Penghujan

DATA Longsor dan Banjir Akibat Hujan Lebat di Purbalingga

Tingginya tingkat bencana dan kecelakaan di Jawa Tengah menuntut kesiapsiagaan unsur SAR

Penulis: khoirul muzaki | Editor: iswidodo
tribunjateng/khoirul muzaki/humas basarnas
Kerjabakti bersihkan material longsor di dusun Siregol desa Kramat Karangmoncol 

TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Hujan berintensitas tinggi di Purbalingga pada Minggu sore (15/10), mengakibatkan bencana longsor di sejumlah wilayah di Purbalingga.

Bencana longsor itu bahkan mengakibatkan beberapa rumah rusak berat, hingga tertutupnya akses jalan di beberapa lokasi.

Rumah milik Miroji (70) di Desa Tunjungmuli RT 16/16, Kecamatan Karangmoncol rusak karena tertimpa longsoran, Minggu (15/10) malam sekitar pukul 18.00. Miroji harus menanggung kerugian materi sebesar Rp 75 juta karena kerusakan rumahnya.

Di saat hampir bersamaan, pergerakan tanah juga terjadi di wilayah lain, Desa Kramat RT 3/1, Kecamatan Karangmoncol. Longsor tebing mengakibatkan tembok rumah bagian belakang milik Winarto runtuh hingga ia harus merugi sekitar Rp 10 juta.

"Longsor terjadi karena curah hujan tinggi," kata Kepala Seksi kedaruratan dan Logistik BPBD Purbalingga Muhsoni, Senin (16/10).

Kejadian longsor juga mengguncang Desa Panusupan Kecamatan Rembang. Ada dua titik longsor di desa itu hingga materialnya menimbun jalan.

Material longsor sepanjang kurang lebih lebih 20 meter itu memutus akses jalan yang biasa dilintasi warga. Karena ketebalan timbunan longsor berupa tanah dan bebatuan, pihaknya saat ini mengerahkan alat berat untuk membersihkan material itu hingga jalan bisa dilalui.

Di Desa Kramat, Karangmoncol, longsor juga terjadi hingga materialnya menutup akses jalan desa. "Di lain wilayah, longsor juga terjadi di desa Siwarak Kecamatan Karangreja RT 4/7," katanya.

Selain longsor, banjir melanda Desa Losari Kecamatan Rembang, Purbalingga karena Sungai Bodas meluap.

Beberapa matras pengaman sungai hanyut terbawa arus. BPBD masih menghitung perkiraan kerusakan dan kerugian akibat bencana itu.

Karena banyak kejadian bencana pada saat bersamaan itu, BPBD Senin (16/10) menurunkan seluruh personelnya berjumlah 25 orang yang disebar di semua titik kejadian.

Mereka bertugas melakukan pendataan serta kerjabakti bersama warga untuk membersihkan material longsor dan membuka akses jalan terdampak longsor.

Bantuan logistik sudah dikirim ke korban yang rumahnya rusak berat karena longsor. Alat berat kemarin meluncur ke lokasi longsor di Desa Panusupan Kecamatan Rembang untuk membersihkan material longsor yang susah dievakuasi secara manual. "Masyarakat diimbau waspada jika hujan berintensitas tinggi," katanya.

Memasuki awal musim penghujan 2017, Basarnas Jawa Tengah telah mempersiapkan diri mengantisipasi potensi bencana dan kecelakaan secara dini seperti banjir, angin puting beliung, maupun tanah longsor serta kedaruratan lainnya.

"Pada tahun 2016 Basarnas Jateng beserta SAR gabungan telah menangani 216 kejadian dimana 175 kejadian atau sekitar 80% didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan kecelakaan perairan baik itu hanyut di sungai, maupun tenggelam di sungai, waduk maupun pantai," kata Noer Isrodin Muchlisin, Kepala Basarnas Jawa Tengah, Senin (16/10).

Tingginya tingkat bencana dan kecelakaan di Jawa Tengah menuntut kesiapsiagaan unsur SAR baik sumber daya manusia, peralatan/sarana prasarana dan soliditas seluruh potensi SAR dalam menghadapinya.

"Untuk itu, dalam upaya meningkatkan kesiapan personel, Basarnas Jateng menggelar kegiatan latihan fisik dan mental dengan melakukan pendakian di Gunung Ungaran. Kesiapan fisik dan mental ini sebagai bentuk antisipasi menghadapi bencana dan kecelakaan yang tidak bisa diprediksikan. Biasanya pada musim penghujan bencana dan kecelakaan mengalami peningkatan," lanjut Noer Isrodin.

Kegiatan pendakian di Kawasan Gunung Ungaran ini digelar pada hari Selasa, 17 Oktober 2017 dan diikuti oleh sekitar 100 orang Basarnas baik yang ada di Semarang maupun di Jepara, Solo dan Cilacap dan mitra komunitas SAR terdekat.

"Dengan kesiapan kita, semoga masyarakat di Jawa Tengah semakin tenang karena pilar penting dalam mengatasi keadaan darurat sudah siap kapanpun dan dimanapun dibutuhkan" pungkas Noer. (Tribunjateng/cetak/Aqy/dna)

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved