Pemuda PSHT Pondok Alam Tegalrejo Patahkan Sembilan Balok Es
Ketua PCNU Kota Salatiga KH Zaenuri jadi inspektur upacara Hari Santri Nasional di Lapangan Pancasila Salatiga, 22 Oktober 2017
Penulis: deni setiawan | Editor: iswidodo
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Sama halnya di sebagian besar daerah di Indonesia, bertempat di Lapangan Pancasila Kota Salatiga, ribuan santri dan umat Nahdlatul Ulama (NU) di Salatiga serta sekitarnya tumpah ruah guna mengikuti Upacara Peringatan Hari Santri 2017, Minggu (22/10/2017) pagi.
Tidak sekadar upacara seremonial yang dipimpin Ketua Pimpinan Cabang NU (PCNU) Kota Salatiga KH Zaenuri sebagai inspektur upacara, dalam momentum tersebut juga disajikan berbagai hiburan serta atraksi. Satu di antaranya adalah atraksi mematahkan tumpukan balok es.
Dari informasi yang diperoleh Tribunjateng.com, Minggu (22/10/2017), tumpukan balok es sepanjang sekitar 1 meter sebanyak 9 balok tersebut merupakan satu dari beberapa atraksi yang biasa dipertunjukkan oleh anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Pondok Alam Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
Tak dimungkiri, satu dari keunggulan atraksi dalam kegiatan itu pun membuat kagum ribuan santri maupun masyarakat umum yang memadati Lapangan Pancasila Salatiga.
Selain pecahkan balok es, juga ada atraksi bela diri (pencak silat). Lalu kesenian rodat, drumblek, drumband, hingga senam massal yang diikuti ribuan santri.
Menurut KH Zaenuri, seluruh sumbangsih yang diberikan para santri dalam Peringatan Hari Santri 2017 itu secara tidak langsung menunjukkan pula beraneka ragam keunggulan serta kebersamaan yang ada di Kota Salatiga.
“Mulai dari santri yang duduk di bangku taman kanak-kanak (TK), madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), hingga organisasi kemasyarakat tumpah ruah di kegiatan itu. Yang tentunya sebagian besar adalah di bawah NU,” kata Zaenuri.
Mengutip apa yang disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Zaenuri berpesan agar dapat memanfaatkan teknologi yang terus berkembang itu secara positif. Mereka, para santri pun tidak bisa menghindari dunia atau era digital seperti saat ini.
“Internet itu adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat di dunia maya. Yang disadari ataupun tidak, ada aspek manfaat serta mudharat yang sama besarnya. Karena itu, kami pun berharap, dari teknologi itu lebih baik dimanfaatkan dalam hal positif,” terangnya.
Dia mencontohkan, satu di antaranya digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan dakwah Islam. Tetapi dalam pesan-pesan itu, sesuai harkat serta martabat seorang santri. Jangan justru menyebar fitnah, hoax, atau yang memicu rusaknya kedamaian, persaudaraan, maupun hidup bertoleransi. (*)
