Pilkada Kudus
Bakal Calon Bupati Kudus Saling Sindir dan Adu Konsep di Milad Muhammadiyah
Bakal calon bupati tersebut yaitu Masan, Sri Hartini, dan HM Tamzil. Sementara dalam kesempatan tersebut Hadi Sucipto juga hadir
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Catur waskito Edy
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Empat bakal calon bupati dan wakil bupati Kudus saling sindir perihal modal finansial saat 'Diskusi Politik dan Kebangsaan' di Milad ke-108 hijriyah/ 105 Masehi di Aula STIKES Muhammadiyah Kudus, Minggu (19/11/2017).
Bakal calon bupati tersebut yaitu Masan, Sri Hartini, dan HM Tamzil. Sementara dalam kesempatan tersebut Hadi Sucipto juga hadir. Dia merupakan bakal calon wakil bupati berpasangan dengan Akhwan dari jalur perseorangan.
Diskusi yang digelar oleh Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kudus bertujuan untuk mencari sosok pemimpin yang visioner dan religius. Dalam kesmepatan tersebut hadir pula Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Khafid Sirotuddin.
Pada diskusi kali ini, satu di antara yang menjadi sorotan yaitu kepemilikan modal finansial masing-masing bakal calon. Bahkan satu di antara mereka saling sindir.
Sri Hartini dan Masan sepakat, maju sebagai calon dalam kontestasi demokrasi memang membutuhkan modal yang tidak sedikit. Secara tegas, Sri Hartini menegaskan, calon yang tak punya modal finansial alamngkah lebih baik tak ikut nyalon.
Senada dengan Sri Hartini, Masan bahkan telah menghitung kebutuhan dasar oleh timnya semisal pengadaan saksi yang bisa memakan biaya mencapai Rp 1 miliar. Selain itu, kebutuhan membeli sarung yang diperuntukkan timses saat lebaran juga mencapai Rp 1 miliar.
“Saya jamin tidak ada calon yang bagi-bagi uang. Karena yang membagi ya wong-wonge (timses,red),” kata Masan berseloroh.
Lain halnya dengan Hadi Sucipto dan HM Tamzil. Keduanya sepakat, untuk maju sebagai calon memang membutuhkan modal yang tidak sedikit. Bahkan, secara terang-terangan Hadi Sucipti memgaku tak punya modal besar. Namun, dia yakin masyarakat Kudus sudah mampu memilih pemimpin yang layak.
“Saya memang tidak punya uang. Tapi saya punya Allah,” katanya.
Selain soal modal finansial, keempat bakal calon tersebut juga berkesempatan adu visi misi. Masan, politisi PDIP ini mengangkat isu pendidikan dalam program kerja ketika ia terpilih nanti.
Dia berencana membuat program sekolah negeri unggulan di tiap kecamatan. Pasalnya, dengan adanya sekolah unggulan secara otomatis orang tua tidak perlu menyekolahkan anaknya ke kota.
Oleh karenanya, sarana dan prasarana pendidikan harus menjadi perhatian dan sesegera dilengkapi.
“Sistem pendidikan di Muhammadiyah ini patut dicontoh, karena sudah berjalan dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, dia juga menjanjikan menggratiskan biaya kesehatan kelas III di sekuruh rumah sakit di Kabupaten Kudus.
Sementara, Sri Hartini berjanji akan menata sektor pertanian. Pasalnya, pertanian mesti digarap dengan serius. Hal itu bersangkutan dengan ketahanan pangan masyarakat.
“Pertanian di Kudus harus mampu mencukupi kebutuhan masyarakatnya,” ujarnya.
HM Tamzil, sosok yang sempat menjabat sebagai Bupati Kudus periode 2002-2008 ini berjanji akan membawa Kudus dengan suasa religius, modern, dan cerdas. Penggunaan mulitimedia dan teknologi di tengah masyarakat akan ditingkatkan kualitasnya.
“Dengan adanya teknologi, kami ingin Kudus lebih mengarah ke kreatif-preneur,” ujarnya.
Sedangkan, Hadi Sucipto berjanji akanmembawa Kudus yang makmur dan bermartabat. “Tidak perlu teori yang banyak, yang penting nanti aksinya di lapangan,” katanya. (*)