Bikin Aplikasi Batik Detector Mahasiswa Purbalingga Raih Penghargaan Internasional
Bikin Aplikasi Batik Detector Mahasiswa Purbalingga Raih Penghargaan Internasional di Malaysia 2017
Penulis: khoirul muzaki | Editor: iswidodo
Namun kampus masing-masing ikut membantu membiayai keberangkatan mereka untuk mengikuti ajang itu.
Sementara pengurusan hak cipta Batik Detector dibantu oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNY.
"Untuk penelitian, presentasi karya di Thailand, dan publikasi jurnal internasional, kami dibiayai oleh UNY, FIF dan PT Cargil," ujar Hardika
Meskipun beda kampus, ia dan kawan-kawannya dalam tim ini selalu kompak.
Melalui media internet, beda tempat atau lain negara bukan penghalang bagi mereka untuk menjalin komunikasi untuk mematangkan proyek penelitian.
Khusus Seivian Ginanta, Purwatmaja Listiadhi Karana dan Hardika sudah berteman sejak SMA di jurusan IPA SMAN 1 Purbalingga angkatan 2011. Mereka sempat kuliah bareng di Yogyakarta, dan tinggal satu kos sehingga kekompakan sudah terbangun lama. Persahabatan intelektual ini mereka manfaatkan sebagai ajang pergulatan ide.
Hardika menjelaskan, Batik Detector merupakan aplikasi berbasis Mobile Phone yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR), yakni teknologi yang menggabungkan lingkungan nyata dengan lingkungan virtual.
Melalui kamera HP, aplikasi Batik Detector mampu mendeteksi beragam motif batik yang dapat memunculkan elemen 3D, 2D, animasi dan video dalam lingkungan nyata.
Satu di antara contoh karya yang menggunakan teknologi AR ini ada pada film Teletubbies, atau game Pokomen Go.
"AR adalah teknologi yang telah teruji meningkatkan daya tarik generasi muda. Kami ingin mengaitkan bahwa perkembangan teknologi dapat sejalan dengan pelestarian budaya dan penguatan nilai-nilai budaya," ujarnya.
Batik Detector kini telah mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia pada tahun 2016 dengan Hardika Dwi Hermawan sebagai pencipta utamanya.
Batik Detector ini sebelumnya telah digunakan di Sekolah Indonesia Singapore (SIS), sebagai media pembelajaran yang dapat mempromosikan ragam batik nusantara di Singapore.
"Kini, aplikasi batik detector dapat digunakan di perpustakaan-perpustakaan, museum batik atau budaya sebagai media pembelajaran, termasuk sebagai bonus aplikasi pada buku-buku motif batik Indonesia,"ujarnya. (*)