Mekar Cuma Tiga Hari, Nasib Bunga Bangkai di Banjarnegara ini Berakhir Layu
Daun mahkota bunga itu menjuntai ke samping dengan lebar sekitar 60 cm. Tinggi kepala putik mencapai sekitar setengah meter
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Bunga bangkai ditemukan mekar di kebun belakang rumah warga di Rt 4 Rw 5 dusun Pakuran Desa Pucungbedug, Kecamatan Purwanegara Banjarnegara.
Warga sempat mengabadikan momentum langka itu sebelum bunga itu layu atau mati.
Daun mahkota bunga itu menjuntai ke samping dengan lebar sekitar 60 cm. Tinggi kepala putik mencapai sekitar setengah meter.
Putik bunga serupa kerucut dengan garis gelombang bewarna ungu pekat. Tangkai putik bewarna putih kekuningan. Sementara daun mahkota bewarna ungu muda berpadu putih terang. Perpaduan warna cerah pada bunga raksasa itu membuatnya elok dipandang.

"Bunganya bagus, meski kadang keluarkan aroma bangkai,"kata Aisyah, warga Rt 4 Rw 5 Dusun Pakuran Desa Pucungbedug Kecamatan Purwanegara, Selasa (28/11).
Sayang, mekar bunga bangkai ini tak bertahan lama. Bunga cantik ini pun layu setelah mekar selama tiga hari.
Bunga yang sempat menghiasi kebunnya kini telah membusuk dan tak lagi bisa dinikmati keindahannya.
Aisyah ternyata paham betul masa pertumbuhan bunga bangkai di kebun belakang rumahnya. Bunga itu mulanya berupa kuncup.
Dua minggu kemudian, kuncup itu baru mekar. Daun mahkotanya merekah lebar. Putik bunga yang sebelumnya tersimpan berubah telanjang.
Aroma busuk yang menyengat bak bangkai jadi penanda kuncup itu menjelang mekar. Bau tak sedap itu cepat menyebar hingga ke jalan raya dan rumah tetangga.
"Mekarnya cuma tiga hari, habis itu layu,"katanya
Aisyah sebetulnya tak begitu kaget dengan kemunculan bunga Bangkai di belakang rumahnya. Ia bukan kali ini saja melihat penampakan bunga cantik beraroma busuk itu. Kebun belakang rumahnya jadi lahan subur bagi pertumbuhan bungai langka itu.

Hampir setiap tahun, saat musim penghujan, bunga bangkai tumbuh liar dan berpindah-pindah di kebun belakang rumahnya.
Meski terganggu dengan aroma bunga itu, Aisyah mengaku tak masalah dengan keberadaan tanaman itu di belakang rumahnya. Ia memilih membiarkan saja bunga itu tumbuh, mekar hingga layu dengan sendirinya.
"Dibiarkan saja. Paling mekarnya sebentar lalu mati. Baunya kalau pas mau mekar itu,"katanya.
(*)