Kurangi Jumlah Kendaraan di Jalan, Pemerintah Terus Optimalkan Penggunaan Kereta Barang
DPR RI mendorong percepatan proyek rel pelabuhan yang menghubungkan Stasiun Tawang dengan Pelabuhan Tanjung Emas.
Penulis: Alexander Devanda Wisnu P | Editor: suharno
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Alexander Devanda Wisnu P
TRIBUNJATENG, SEMARANG - Pemerintah Indonesia terus melakukan pengoptimalan kereta barang sebagai langkah nyata mengurangi jumlah kendaraan berat yang melintas di jalan raya.
Hal tersebut dimaksudkan agar pengiriman barang bisa lebih cepat.
Anggota DPR RI Komisi VI Bambang Haryo Soekartono menjelaskan, pemerintah tahun ini akan menggarap secara serius mengenai pengiriman barang melalui jalur kereta api karena dirasa lebih efisien.
Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah potensial, sebab banyak kawasan industri yang membutuhkan pengiriman barang dengan cepat.
"Jawa Tengah merupakan daerah yang sedang digarap serius oleh pemerintah, dan saat ini Jateng menjadi daerah favorit untuk pengusaha. Sudah, upah yang rendah dibandingkan dengan Jawa Timur dan Jawa Barat serta potensi yang cukup menjanjikan untuk mendirikan sebuah industri," kata Bambang, Jumat (26/1/2018).
Baca: Warga Kota Semarang Bisa Bertanya Terkait Pertanian dan Peternakan ke Pemkot. Begini Caranya
Antisipasi logistik masal harus segera dioptimalkan terutama kereta barang.
Di prediksi nanti pada bulan Maret akan ada lonjakan permintaan pengiriman barang melalui jalur kereta api.
Hal ini dikarenakan rencana pemerintah untuk membatasi kontainer yang lewat harus dibawah 40 ton.
Beberapa daerah seperti Kota Solo dan Yogyakarta sudah melakukan kerjasama dengan PT KAI (Kereta Api Indonesia), untuk pengiriman barang melalui jalur kereta dari pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
"Solo dan Yogyakarta sudah menginginkan ada kereta barang, dari Pelabuhan Tanjung Emas menuju ke sejumlah kawasan industri yang berada di kota tersebut," tambahnya.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mendorong percepatan proyek rel pelabuhan yang menghubungkan Stasiun Tawang dengan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
"Jalur rel pelabuhan ini sangat mendukung kereta api (KA) logistik," kata anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono saat meninjau Stasiun Tawang Semarang, Jumat (26/1/2018).
Menurut dia, Jateng sekarang ini menjadi tempat yang favorit bagi kalangan pengusaha dan industri untuk berinvestasi seiring tingginya upah minimun regional (UMR) di beberapa daerah.
Ia menyebutkan sudah mulai banyak pengusaha yang memindahkan industrinya ke Jateng, seperti Solo dan sebagainya karena semakin mahalnya UMR di beberapa wilayah, seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur.
"Tentunya, ini harus diantisipasi secara cepat dengan penguatan transportasi logistik di Jateng, termasuk yang penting jalur rel yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang," katanya.
menurutnya denganadanya jalur rel pelabuhan, aksestabilitas ekonomi terhubung dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ke semua kawasan industri yang ada di Jateng.
"Yang sudah berminat sekarang ini, Solo dan Yogyakarta. Ada 'dry port' di Stasiun Jebres Solo yang seharusnya bisa digunakan untuk terminal kontainer, tetapi harus dikosongkan dulu, nantinya 'dry port' dapat dimanfaatkan untuk penumpukan kontainer," katanya.
Pemerintah pada tahun 2018 telah menargetkan pelabuhan di Jawa Tengah dapat menampung container mencapai 1 juta teus.
"Selama ini pelabuhan di Jawa Tengah hanya mampu menampung container sejumlah 300-400 ribu teus saja. Dengan target itu pembangunan pelabuhan di Kendal menjadi prioritas untuk membantu kapasitas di Tanjung Mas Semarang," katanya.
Sementara itu, Kepala PT KAI Daops IV Semarang Wiwik Widayanti menyebutkan setiap harinya ada sekitar 30 KA barang yang melintas, baik dari arah timur maupun barat.
"Itu termasuk KA barang yang berangkat dari Semarang, sementara ini baru tiga KA barang. Ya, kami juga sudah siapkan tempat untuk penumpukan kontainer menunggu reaktivasi rel pelabuhan," katanya.(*)