Kabar Pahlawan Devisa
Ya Ampun, Ada 66 TKI Asal Jateng Meninggal Dunia di Luar Negeri, Delapan dari Kendal
Ya Ampun, Ada 66 TKI Asal Jateng Meninggal Dunia di Luar Negeri, Delapan dari Kendal di tahun 2017
Penulis: Dhian Adi Putranto | Editor: iswidodo
Laporan Wartawan Tribunb Jateng, Dhian Adi Putranto
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Siti Marsaroh, seorang Tenaga Kerja Indonesia yang diduga berasal dari Kendal meninggal di Jeddah, Arab Saudi pada November 2017 lalu.
Namun saat tim BP3TKI Semarang, kroscek alamat dari identitas TKI tersebut, pihaknya tidak menemukan keluarga dari TKI itu.
Bahkan dari kepala desa setempat tidak mengetahui nama dari TKI Itu.
"Kemarin pada tanggal 27 Januari, kami (BP3TKI) dan Kemenlu melakukan kroscek ulang terhadap alamat dari identitas TKI tersebut, namun tidak ditemukan keluarga dari TKI itu," ujar Soeparjo, Kepala BP3TKI Semarang saat dikonfirmasi Tribunjateng.com, Rabu (31/1).
Ia mengatakan alamat dari keluarga Siti Marsaroh berada di Desa Winong RT 1 RW 6, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal. Ia menambahkan hingga saat ini belum ada keluarga dari Siti yang mencari informasi terkait kematiannya.
"Jenazahnya sudah dimakamkan di Jeddah beberapa waktu yang lalu karena alamat keluarganya tidak ditemukam," ujar Suparjo.
Ia manambahkan selama 2017 ini sebanyak 66 TKI asal Jawa Tengah meninggal dunia di negara mereka bekerja. Dan 8 diantaranya berasal dari Kendal.
"Yang salah alamat ada 2. Yaitu atas nama Rini beralamat di Kota Semarang tetapi setelah diadakan penelusuran ulang ternyata warga Kendal. Dan satunya lagi atas nama Siti Marsaroh, hingga saat ini keluarganya tidak ditemukan," ujarnya.
Ia menduga, TKI itu berangkat ke Jeddah sebelum diadakan Moratorium pemberangkatan TKI pada tahun 2014. Pasalnya pada data Sisko TKLN BNP2TKI, identitas TKI itu tidak terdaftar.
"Belum jelas kapan TKI itu berangkat pada tahun dan tanggal berapa, diduga berangkat sebelum tahun 2014," ucapnya
Kades Winong, Sholikhin menuturkan bahwa Siti Marsaroh bukanlah warganya. Bahkan ia menyebutkan lebih dari 150 orang yang beralamat di Desa Winong namun bukan merupakan desa tersebut.
"Itu mungkin data tahun 2000an. Saya pikir itu karena dulu proses pembuatan KTP yang mudah jadi asal membuat, " katanya
Ia menambahkan hal itu bisa jadi permaianan dari petugas lapangan saat membuat data penduduk atau juga permainan dari PJTKI. Bahkan beberapa waktu lalu ada juga orang asal Pemalang yang meminta dibuatkan KTP di desanya, namun hal itu ia tolak. (*)