Kecanduan Online Facebook? Hati-hati Terkena Gangguan Ini
Facebook merupakan media sosial yang tak asing lagi bagi masyarakat, studi terbaru mengenai perilaku kompulsif pada pengguna platform tersebut.
Penulis: Yasmine Aulia | Editor: galih permadi

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yasmine Aulia
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Facebook merupakan media sosial yang tak asing lagi bagi masyarakat, studi terbaru mengenai perilaku kompulsif pada pengguna platform tersebut.
Dilansir dari laman psychopost.org pada Minggu (4/2/2018), sang peneliti Julia Brailovskaia dari Ruhr University Bochum melihat sebagian pengguna memiliki dorongan psikologis yang kuat untuk harus online Facebook.
"Saat ini, situs jejaring sosial Facebook digunakan oleh lebih dari 2,1 miliar orang. Di seluruh dunia, pengguna menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi di Facebook dengan anggota platform lainnya dan menampilkan dirinya sendiri," tutur Brailovskaia.
Adapun fenomena perilaku kebutuhan besar untuk online facebook ini disebut dengan Facebook Addiction Disorder (FAD) tertulis dalam jurnal yang diterbitkan PLOS One pada 14 Desember 2017.
Studi tersebut meneliti 179 siswa Jerman yang menggunakan Facebook selama satu tahun.
Para peneliti mengukur kecanduan para peserta ke Facebook dengan menggunakan Bergen Facebook Addiction Scale, sebuah tes yang dirancang khusus untuk menilai penggunaan Facebook yang kompulsif.
"Hasil kami saat ini mengungkapkan bahwa sementara tingkat rata-rata FAD tidak meningkat selama periode investigasi satu tahun, peningkatan yang signifikan ditunjukkan pada jumlah peserta yang mencapai skor cutoff kritis dan nilai penarikan, yang termasuk salah satu dari enam karakteristik inti FAD,"
Penelitian longitudinal yang dilakukan Brailovskaia tersebut menunjukkan tak ada peningkatan pada rata-rata FAD selama periode investigasi satu tahun.
Namun dalam studi tersebut ditemukan fakta bahwa lebih banyak siswa yang melaporkan menjadi gelisah atau bermasalah apabila tak dapat mengakses Facebook.
"FAD secara signifikan berhubungan positif dengan narsisme kepribadian dan variabel kesehatan mental negatif (gejala depresi, kecemasan, dan stres)," Brailovskaia menjelaskan.
Namun dapat dipastikan bahwa FAD sepenuhnya memediasi hubungan positif yang signifikan antara narsisisme dan gejala stres, yang menunjukkan bahwa orang narsistik dapat secara khusus berisiko mengembangkan FAD.
"Temuan kami menunjukkan bahwa penting untuk mempertimbangkan kemungkinan konsekuensi negatif dari penggunaan Facebook yang berlebihan terutama anak muda, yang termasuk dalam kelompok utama anggota Facebook."
Penelitian pertama yang dilakukan di Jerman ini disadari oleh Brailovskaia sebagai studi awal FAD yang masih perlu dikembangkan.
Harapan peneliti, studi terkait perilaku kecanduan Facebook ini dikembangkan oleh para periset bahkan di negara lain.