Harga Beras
Menteri Perdagangan: Beras Impor 500 Ribu Ton akn Disimpan di Bulog
Menteri Perdagangan menyatakan beras impor sebanyak 500 ribu ton tidak akan langsung digelontorkan kepada pedagang.
TRIBUNJATENG.COM - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan beras impor sebanyak 500 ribu ton tidak akan langsung digelontorkan kepada pedagang.
Menurutnya, beras impor tersebut akan disimpan di dalam gudang milik Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).
"Beras impor kita tahan di gudang dulu," kata dia saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (19/2).
Enggar, sapaannya, menambahkan, beras impor tersebut nantinya menjadi cadangan beras Bulog.
Artinya, jika terjadi stok beras menipis, maka pemerintah masih mempunyai pasokan beras cadangan beras sebanyak 500 ribu ton hasil dari impor.
"Kalau yang sekarang (dijual) dari hasil panen dan cadangan dulu. Impor, isi dulu untuk cadangan," jelas dia.
Meski begitu, Enggar meminta agar Bulog untuk segera menyerap gabah padi petani. Menurut dia, saat ini masih banyak gabah padi petani yang belum terserap oleh Bulog.
"Ternyata belum banyak dari Bulog yang diserap Bulog. Namun, Harga Pembelian Pemerintah akan tetap kita berikan fleksibikitas di atas 20 persen," pungkas dia.
Sebelumnya, pemerintah mengimpor beras untuk menambah stok beras nasional yang mengalami penurunan sejak akhir tahun 2017. Ditargetkan, beras impor tersebut datang pada Februari ini.
Di sisi lain, Enggar mengatakan jika harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani cenderung turun. Namun, harga tersebut masih belum mencapai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Kemdag.
"Harga gabah turun tapi belum mencapai harga tahun lalu masih di atas HET," tambahnya.
Harga gabah yang masih tinggi disebabkan masih belum banyaknya panen. Meski panen terdapat di beberapa daerah, tetapi belum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Pemerintah juga menaikkan fleksibilitas Harga Pembelian pemerintah (HPP) bagi Perum Bulog. HPP Bulog akan ditambah dengan fleksibilitas 20 persen.
Meski begitu, fleksibilitas dinilai belum efektif mengerek penyerapan Bulog. "Penyerapan Bulog tergantung suplai walaupun dinaikkan 20 persen ternyata juga belum banyak," terang Enggar.
Harga panen saat ini berbeda di setiap daerah sentra produksi. Ketua Perpadi, Sutarto Alimoeso mengatakan, harga GKP di Jawa Barat mencapai Rp 5.100 per kilogram (kg) - Rp 5.200 per kg.
Masih tingginya harga GKP juga dikarenakan gabah yang dijual saat ini merupakan gabah yang dipanen pada tahun 2017. Pasalnya saat ini musim penghujan, petani masih mengeringkan hasil panennya. "Sekarang musim penghujan jangan berpikir beras yang beredar saat ini harga sekarang, ini harga tahun lalu," jelas Sutarto. (Tribunjateng/cetak/Kompas.com/Kontan)
Stabilkan Harga Beras, Bulog Gelar Operasi Pasar di Kota Pekalongan |
![]() |
---|
Kenaikan Harga Beras Picu Tingginya Inflasi di Jateng |
![]() |
---|
Bulog Jateng Memutus Kontrak Kerjasama dengan Perusahaan yang Menyalahi Distribusi |
![]() |
---|
Anggota Komisi VI DPR RI Tinjau Harga Sejumlah Komoditas di Pasar Johar Relokasi |
![]() |
---|
Sekda Provinsi Jateng dan Bulog Gelar Operasi Pasar di Kota Tegal |
![]() |
---|