Liputan Khusus
Berpakaian Rapi, Penjahat Pura-pura Ketuk Pintu dan Bicara Sopan
Boby, seorang pelaku kejahatan di kawasan Semarang dan sekitarnya blak-blakan membuka rahasia ‘dapurnya’.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebelum menjadi begal dan jambret, Boby (nama samaran) terlebih dulu aktif membobol rumah orang sejak tiga tahun lalu. Boby menyebut dirinya sebagai spesialis pembobol rumah, karena hampir semua jenis rumah pernah dijarah, bahkan hingga lintas provinsi.
Tribun berhasil melakukan wawancara khusus dengan Boby, seorang pelaku kejahatan di kawasan Semarang dan sekitarnya. Boby pun blak-blakan membuka rahasia ‘dapurnya’.
Modusnya pura-pura bertamu. Seorang rekannya bertugas sebagai penjaga menunggu di luar rumah, lengkap dengan kendaraan yang siap tancap gas. Sedangkan dirinya bertindak sebagai eksekutor atau pencuri.
Caranya dengan mengetuk pintu/bell rumah berulang kali layaknya tamu. Ketika tidak ada jawaban artinya menandakan kondisi rumah dalam keadaan sepi. Aksi selanjutnya membobol pintu masuk dan mencuri harta benda di dalam rumah.
Sebaliknya, jika saat pintu diketuk si pemilik rumah muncul maka aksi terpaksa dihentikan. Lalu ia berpura-pura menanyakan sebuah alamat palsu kepada pemilik rumah sebagai cara melarikan diri.
"Misalnya tanya apakah ini benar rumahnya pak Budi PLN? Atau pura-pura menawarkan produk atau mungkin lain sebagainya tergantung bagaimana kita pintar basa-basi," kata Boby kepada Tribun beberapa waktu lalu.
Itu sebabnya kenapa ia harus berpenampilan rapi seperti orang kantoran. Selain itu, tutur bahasa juga menurutnya perlu dijaga dengan sopan, murah senyum dan ramah untuk menghindari kecurigaan warga. Tidak hanya eksekutor, penjaga game pun demikian.
Boby menjelaskan, ketika rumah dipastikan dalam kondisi sepi, ia langsung mengeluarkan alat untuk membobol kunci pintu. Alat itu dibuat khusus untuk membobol gembok dan hampir dipastikan semua jenis pintu rumah bisa dibuka.
Bobby bercerita awal dirinya berkecimpung di pekerjaan ini karena diajak oleh teman. Faktor ekonomi menjadi alasan utama. Dirinya merasa dikucilkan dan tidak diurus oleh keluarga. Sebagai seorang yang tidak lulus SD maka sulit baginya mendapatkan pekerjaan yang layak.
Hampir setiap hari Bobby bekerja menjadi pembobol rumah maupun begal atau jambret. Menurutnya rumah dengan kondisi lingkungan yang ramai pun tidak menjadi soal untuk tetap dijarah. Sebab menurutnya sekarang ini sesama tetangga pun ada yang tidak saling kenal.
Baik penjaga game maupun eksekutor saling bekerja sama. Komunikasi keduanya kadang dilakukan menggunakan handphone. Namun kadang komunikasi disebut juga tidak diperlukan karena menurutnya pembobolan rumah tidak perlu waktu lama.
"Penjaga game dan eksekutor sepakat tidak boleh meninggalkan lokasi sendirian. Tertangkap satu harus tertangkap semua. Peran penjaga game ini sangat penting karena nyawa eksekutor ada di tangannya," kata Boby.
Pembobolan rumah tidak hanya dilakukan di Semarang tapi juga di kota lain untuk menghilangkan jejak. Kadang ia juga harus menyewa mobil sekitar satu minggu.
"Membobol rumah paling maksimal lima menit kalau alatnya buat sendiri ilmu turun temurun. Ketika berada di dalam rumah, langsung tujuannya kamar karena sebagai tempat menyimpan barang-barang penting," kata Boby.