Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kerusuhan di Mako Brimob

Wahyu Catur Baru saja Jadi Polisi, Sekali Pulang Langsung Begini

Ayah Wahyu Catur, Pujiono katakan, anaknya tersebut baru saja menjadi polisi awal April 2018. Sejak saat itu belum pernah pulang

Penulis: hermawan Endra | Editor: iswidodo
Tribun Jakarta
Anggota Polisi berjaga di Mako Brimob 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Hermawan Endra Wijonarko

TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Jenazah Wahyu Catur Pamungkas, telah selesai dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) sekitar kediaman rumah duka, Kamulyan Kwarasan Rt.002/02 Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Kamis (10/5) pagi.

Suasana haru terasa jelas di rumah duka dari almarhum akan ulang tahun 24 Mei 2018 nanti genap berusia 24 tahun.

Aparat Brimob berjaga di depan Markas Komando (Mako) Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). Kepolisian menerapkan penjagaan ketat di depan Mako Brimob dan menutup akses jalan menuju Mako Brimob pasca insiden keributan yang melibatkan petugas dengan tahanan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Aparat Brimob berjaga di depan Markas Komando (Mako) Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). Kepolisian menerapkan penjagaan ketat di depan Mako Brimob dan menutup akses jalan menuju Mako Brimob pasca insiden keributan yang melibatkan petugas dengan tahanan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Kedua orang tua korban menyempatkan waktu untuk berbincang dengan para wartawan.

Ayah Wahyu Catur, Pujiono katakan, anaknya tersebut baru saja menjadi polisi awal April 2018. Sejak saat itu belum pernah pulang ke rumah, di Kebumen.

"Sekalinya pulang seperti ini," kata Pujiono yant merupakan pensiuan TNI tahun 2010.

Pujiono pertama kali mendengar kabar bahwa anaknya gugur dari anak perempuannya.

"Jadi anak saya perempuan dapat SMA dari kakaknya yang tugas anggota TNI di Jakarta. Tapi dia belum bisa pulang ke rumah karena opname sakit Demam Berdarah," kata Pujiono.

Meski begitu dirinya beserta keluarga mengaku ikhlas dengan kepergian korban. Sebab, anaknya gugur ketika menjalankan tugas.

Terakhir kali kontak dengan almarhum pada 5 Mei 2018. Saat itu, Wahyu Catur mengirim pesan WhatsApp kepada kakak perempuannya berisi ucapan selamat ulang tahun ditujukan untuk ibunya.

Tidak ada firasat apa pun sebelum kejadian ini. Hanya saja istri Pujiono mengaku sejak dua hari belakangan badannya terasa lemas.

Wahyu mengalami luka gorok pada keher kanan sampai pipi kanan bawah. Serta luka pada dagu kanan, dan luka tembak pada dahi sebelah kiri.

Di mata keluarga, almarhum dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan pintar sejak sekolah atau pendidikan polisi.

Berkat prestasi itu Pujiono menyebut membuat anaknya lolos seleksi dan masuk di satuan detasemen khusus 88.

Anak bungsu dari empat bersaudara itu masih lajang dan belum ada rencana menikah. Pertama kali mencoba menjadi anggota polisi ia langsung diterima. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved