Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tadarus

Amaliah Ramadan bagi Perempuan Haid

Berikut ini pertanyaan pembaca terkait Ramadan, dijawab oleh KH Mandzhur Labib, Ketua PW RMI NU Jateng, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah Kendal.

Editor: iswidodo
tribunjateng/dok
Berikut ini pertanyaan pembaca terkait Ramadan, dijawab oleh KH Mandzhur Labib, Ketua PW RMI NU Jateng, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah Kendal. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berikut ini pertanyaan pembaca terkait Ramadan, dijawab oleh KH Mandzhur Labib, Ketua PW RMI NU Jateng, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah Kendal.

PERTANYAAN
Assalamu'alaikum Ustaz, Saya mau tanya. Saat Ramadan kita didorong untuk memperbanyak ibadah. Amalan ibadah apa yang bisa dilakukan bagi perempuan yang sedang haid saat Ramadhan ?

Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.

JAWABAN

Pembaca yang dirahmati Allah.

Ramadhan adalah Syahru al-Shiyam atau bulan Puasa yang artinya menahan diri dari makan minum mulai dari fajar sampai terbenamnya matahari atau waktu Maghrib, menjauhi hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Puasa juga menahan diri dari perbuatan yang keji dan tercela.

Ramadhan adalah Syahrul-Ibadah atau bulan untuk amal ibadah. Maka dalam Ramadhan perlu ada peningkatan amal ibadah dibanding bulan bulan yang lain.

Memang sebagian besar ibadah mensyaratkan seseorang harus suci dari haid dan nifas bagi perempuan. Terutama ibadah mahdhah seperti shalat, puasa, membaca menyentuh membawa mushaf Alquran, thawaf sebagaimana dijelaskan dalam kitab.

Wanita yang sedang haid atau nifas tetap bisa memperbanyak amal ibadah selama Ramadhan dengan melakukan amal ibadah yang tidak mensyaratkan seseorang harus suci, dan itu jumlahnya sangat banyak sekali.

Di antaranya adalah belajar ilmu, terutama ilmu agama.

Mendalami ilmu agama hukumnya fardlu atau wajib.

Belajar ilmu agama bisa dengan datang ke pesantren atau melalui bimbingan ustadz dengan menghadiri majlisnya, membaca kitab dan buku agama atau kegiatan lain yang bersifat keilmuan.

Memperbanyak dzikir, terutama dengan membaca shalawat karena Allah dan para malaikat juga membaca shalawat sebagaimana dalam Alquran Surat al-Ahzab 56, atau dengan membaca dzikir yang ma’tsur dari hadits nabi maupun ulama salaf al-shalih.

Berdzikir bisa dilakukan sendiri atau berjamaah di majlis dzikir dan istighatsah.

Selain itu perbanyak berdoa, Ramadhan bulan dikabulkanya do’a, terlebih di sepuluh hari terakhir Ramadhan karena terdapat Lailatul Qadar yang keutamaanya sebanding dengan seribu bulan seperti disebutkan dalam Alquran Surat al-Qadr 2.

Doa bisa dipanjatkan dengan bahasa apapun sesuai dengan permohonan kita, berbeda dengan dzikir yang kalimahnya harus sesuai dengan tuntunan Nabi atau salaf al-shalih.

Semoga bermanfaat.

KH Mandzhur Labib
Ketua PW RMI NU Jateng
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah Kendal

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved