Cerita Soeharto Marah Besar Karena Digebuk Kepalanya Oleh Demonstran
Rasanya tak ada aksi demonstrasi terhadap Presiden Indonesia yang ekstrim, selain yang pernah dialami Soeharto
TRIBUNJATENG.COM - Rasanya tak ada aksi demonstrasi terhadap Presiden Indonesia yang ekstrim, selain yang pernah dialami Soeharto.
Bahkan diceritakan Soeharto sampai geram bukan kepalang akibat insiden itu.
Namanya Insiden Dresden.
Dresden adalah sebuah kota di Jerman, lokasi dimana Soeharto didemo oleh ratusan massa pada 5 April 1995.
Dirangkum TribunnewsBogor.com dari berbagai sumber, kala itu Soeharto beserta rombongan tengah melakukan kunjungan ke Jerman dalam rangka mempererat hubungan antar kedua negara.
Soeharto yang datang bersama sang istri, Tin Soeharto dan menteri-menterinya, seperti BJ Habiibe dan Ali Alatas dijadwalkan mengunjungi Museum Zwinger.
Kedatangan rombongan ke sana dalam rangka Menyaksikan pameran lukisan Raden Shaleh, maestro pelukis asal tanah air yang tersohor di Eropa.
Saat tibadi kawasan museum, rupanya Soeharto dan rombongan disambut oleh ratusan demonstran.
Massa datang dari aktivis Kemerdekaan Timor Timur, dan mayoritas anak muda warga negara Jerman.
Demonstran memperlakukan rombongan Suharto, dalam keterangan beberapa saksi mata yang diceritakan ulang kepada aktivis pro-demokrasi Indonesia lainnya, “persis seperti kami di kampung mengusir ayam."
Mereka membawa spanduk protes soal Timor Timur dan membawa panci seraya dipukul-pukul untuk membuat suasana riuh.
Suasana semakin tegang ketika massa mulai memaksa mendekati Soeharto dan rombongan, tepatnya di depan pintu masuk museum.

Seorang anak muda, Luciano ‘Romano’ Valentim Conceixao kala itu melakukan aksi terhadap Soeharto, yang membuat geger orang-orang Indonesia.
Di tengah kerumunan dan pengawalan ketat Paspampres, Aktivis Timor Timur itu berhasil mendekati Soeharto yang hanya berjarak tak kurang dari dua meter.