Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

FOCUS

Megap-megap

Tahun 2018, sejarah yang persis terulang adalah Final Liga Camphions antara Liverpool vs Real Madrid

Penulis: sujarwo | Editor: m nur huda
tribunjateng/bram
Sujarwo atau Pak Jarwo wartawan Tribun Jateng 

Ditulis oleh Wartawan Tribun Jateng, Sujarwo

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Menjelang Final Liga Champions 2018 antara Liverpool vs Real Madrid pada 26 Mei lalu, ada netizen nulis status tentang sejarah berulang di sebuah media sosial. Mungkin sekadar untuk obrolan ringan, guyon, tapi ia benar juga.

Siapa bilang sejarah tidak berulang. Begitu kalimat akhir statusnya, yang diawali dengan tiga poin bukti sejarah berulang antara tahun 1981 dengan 2018.

Pada tahun 1981 ada pernikahan keluarga Kerajaan Inggris, Final Liga Champions, dan pelantikan Mahathir Mohammad sebagai Perdana Menteri (PM) Melaysia.

Tahun 2018, sejarah yang persis terulang adalah Final Liga Camphions antara Liverpool vs Real Madrid. Hanya bedanya final pada 1981 Liverpool menang 1-0.

Sebaliknya final tahun ini Liverpool kalah menyakitkan dari Madrid dengan skor 1-3. Final yang diwarnai cedera bahu Mohamed Salah, pemain andalanThe Reds, dan harus keluar di awal laga.

Pernikahan keluarga Kerajaan Inggris kebetulan juga terjadi lagi tahun ini, Pangeran Harry dan Meghan Markle pada 19 Mei lalu. Sekira 20 tahun sebelumnya, pada 29 Juli 1981, Pangeran Charles menikah dengan Lady Diana Spencer.

Yang boleh dibilang sama persis peristiwa 1981 dan 2018 terjadi di Malaysia, yakni pelatikan Mahathir Mohammad. Sejarah terulang ini rasanya semula sulit diduga, mengingat pria kelahiran 10 Juli 1925 itu kembali dilantik sebagai PMi Malaysia pada 10 Mei lalu, saat ia berusia 92 tahun.

Pada 1981, ia dilantik pertama kali sebagai PM Malaysia setelah pendahulunya, Hussein Onn, mengundurkan diri.

Akhirnya jadi teringat Ibnu Khaldun (1332-1406). Sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonom ini berkesimpulan bahwa “sejarah akan selalu berulang”.

Banyak kejadian dalam sejarah yang terjadi saat ini, berubah hanya dari segi nama dan tempat kejadian, tapi esensi tetap sama.

Itu sekadar mengingatnya, bukan akan lebih jauh membahas Ibnu Khaldun. Terkait sejarah selalu berulang lainnya, yang sudah di depan mata, adalah fenomena Lebaran.

Dari tahun ke tahun, entah sampai kapan, Lebaran akan selalu terisi dengan mudik-balik orang-orang yang jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat. Kota-kota besar menjadi favorit mereka.

Fenomena ajek lain, seminggu sebelum Lebaran, kemacetan selalu terjadi di ruas-ruas mudik. Bikin para pemudik mengalami kata megap yang diulang (megap-megap) karena terjebak macet berjam-jam. Salah satu titik yang selalu mengalami macet terparah yakni di ruas Ketanggungan, Brebes. Kendaraan selalu bergerak merayap.

Warga negeri ini yang belum beruntung pun selalu 'megap-megap' setiap jelang Lebaran. Mereka yang bergaji pas-pasan, apalagi yang berpenghasilan tak menentu tanpa dapat THR, harus ngos-ngosan ngejar harga sembako yang melambung tiap jelang Lebaran.

Yah,,,moga saja Lebaran 2018 mereka tak terlalu megap-megap dengan asa seiring kian meningkatnya jumlah kaum dermawan di negeri ini. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved