Mudik Lebaran
Damar Tak Sabar Coba Jalan Tol Baru Semarang - Solo, Ini Yang Dia Persiapkan
Ia mengaku penasaran ingin melihat perkembangan proyek jalan tol Semarang-Solo, begitu pun sensasi ketika melaluinya.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seorang warga Semarang, Carang Saring Damar Alam (27) yang pada Lebaran nanti berencana mudik menuju Solo mengaku tak sabar melalui jalur bebas hambatan Semarang-Solo.
Meski tahu bahwa saat Idulfitri nanti jalan tol Semarang-Solo baru dioperasionalkan fungsional, ia beserta keluarga tetap berencana melaluinya.
Ia mengaku penasaran ingin melihat perkembangan proyek jalan tol Semarang-Solo, begitu pun sensasi ketika melaluinya.
"Ingin cari suasana beda saja. Biasanya kan lewat jalur biasa, nanti ingin coba lewat tol," ujarnya, kepada Tribun Jateng, akhir pekan lalu.
Untuk mewujudkan niatnya melintasi tol itu, Damar menyatakan, bakal mempersiapkan bensin kemasan untuk mengantisipasi jika nanti di jalan tol terjadi kemacetan atau penumpukan kendaraan.
"Pasti nanti banyak (pemudik-Red) yang ingin lewat jalan tol. Jadi buat jaga-jaga saja kalau kehabisan bensin," tuturnya.
Adapun, memfungsikan jalan tol yang sejatinya secara struktur fisik belum sepenuhnya siap merupakan upaya pemerintah untuk membagi beban kendaraan dan arus lalu lintas yang luar biasa padat di jalan-jalan eksisting pada saat arus Lebaran.
"Saya kira, upaya pemerintah memfungsikan sementara tol (trans Jawa-Red) ini sangat kita hargai," kata pakar transportasi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Bambang Pudjianto.
Menurut dia, mudik merupakan fenomena yang sangat luar biasa. Tak jarang orang rela melakukan apapun demi bisa mudik ke kampung halaman saat Hari Raya Idulfitri.
"Orang berbondong-bondong mudik, sehingga jumlah kendaraan dan daya tampung jalan yang ada tak sebanding. Bahkan, jalan kampung pun jika memungkinkan untuk sampai tujuan lebih cepat juga akan dilalui," ucapnya.
Bambang menuturkan, lantaran sejatinya tol ini belum siap sepenuhnya untuk digunakan, tentu ada konsekuensi-konsekuensi yang harus diperhatikan. Di antaranya adalah soal struktur jalan yang masih jauh dari kata sempurna.
Dengan struktur jalan seperti itu, dia menambahkan, tentu akan menimbulkan banyak debu beterbatangan saat dilintasi kendaraan.
"Seyogyanya, jalur itu disirami guna meminimalisir timbulnya badai debu, seperti yang terjadi pada tahun lalu," paparnya.
Pertemuan arus
Selain itu, menurut dia, yang perlu menjadi perhatian khusus adalah simpul-simpul yang menjadi pertemuan arus lalu lintas kendaraan. Semisal, di jalur yang mempertemukan pintu keluar tol dengan jalan raya.