Operasi Tangkap Tangan
Selain Eni, Ada Delapan Orang yang Diciduk KPK
Kali ini KPK menangkap sembilan orang, termasuk seorang anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) kembali menggelar operasi tangkap tangan, Jumat (13/7). Kali ini KPK menangkap sembilan orang, termasuk seorang anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar.
Informasi yang diterima Tribun, anggota DPR yang terjaring OTT adalah Eni Maulani Saragih, wakil ketua Komisi VII DPR. Dalam OTT itu, KPK juga mengamankan duit Rp 500 juta.
"KPK mengamankan uang Rp 500 juta," kata Wakil Ketua KPK, Basaria Pandjaitan, Jumat petang.
Selain Eni, ada delapan orang yang diciduk KPK. Namun belum ada penjelasan siapa saja pihak yang dimaksud.
"Sore tadi (Jumat sore) KPK mengamankan 9 orang, yang terdiri dari unsur anggota DPR RI, staf ahli, sopir, dan pihak swasta," tutur Basaria.
Dia menyebut, OTT terhadap Eni berkaitan dengan tugasnya sebagai anggota Dewan. Eni merupakan Wakil Ketua Komisi VII yang berkaitan dengan energi. "Kami duga terkait dengan tugas di Komisi VII DPR," kata Basaria.
Dicek dari situs resmi DPR, ruang lingkup Komisi VII DPR adalah energi, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup. Adapun mitra kerjanya dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), hingga Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas (BPH Migas).
Ketua KPK, Agus Raharjo, juga membenarkan kabar OTT terhadap anggota DPR. Namun, dia belum bersedia memberikan penjelasan detail. "Ada kegiatan di Jakarta, tunggu konpers (konferensi pers--Red) besok," ujar Agus Rahardjo saat dikonfirmasi.
Ulang tahun
Eni ditangkap di rumah dinas Menteri Sosial, yang juga mantan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham, di kompleks Widya Candra, Jakarta, Jumat sore.
Politikus Partai Golkar, Maman Abdurrahman, yang juga tengah berada di rumah dinas Idrus membenarkan penangkapan Eni oleh petugas KPK.
Dia menjelaskan, saat itu Idrus tengah menggelar acara ulang tahun pertama anaknya. Acara itu dihadiri pejabat Kemensos, keluarga, dan kolega Idrus, termasuk Eni. Maman mengatakan, Eni hadir sekitar pukul 14.00.
"Sekitar pukul 15.00, datang petugas KPK menemui Mbak ES (Eni Saragih) untuk ikut ke kantor KPK untuk dimintai keterangan dengan menunjukkan Sprindik," ujar Maman dalam pesan singkat.
Menurut Maman, pada akhirnya Eni ikut dengan petugas pada pukul 15.15. Kendati demikian, ia mengaku, tidak tahu perkara yang menyangkut Eni yang membuatnya dijemput petugas KPK.
"Untuk lebih jelasnya terkait kasus ES, kita bisa menunggu keterangan resmi dari KPK," kata dia.
Sementara itu, Menteri Sosial, Idrus Marham sedang tidak berada di rumah saat rumah dinasnya dikabarkan menjadi lokasi ditangkapnya seorang anggota DPR RI oleh KPK.
Seorang warga sekitar mengatakan, Idrus tampak pergi dari rumah dinasnya sejak Jumat pagi dan belum terlihat kembali. "Tadi pagi sih kelihatan pergi. Terus, belum pulang lagi setahu saya," kata seorang pria yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Sementara, seorang sumber Tribun di Kementerian Sosial menyebut, Idrus Marham sedang menghadiri acara di kawasan Banten untuk bertemu dengan ulama. "Setahu saya, Bapak (Idrus Marham--Red) ada acara di Banten sejak siang ketemu ulama kalau tidak salah," jelasnya.
Pantauan di rumah dinas Mensos, Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Adi Deriyan, sempat datang ke lokasi. Adi berada di sana sekitar 10 menit. "Tidak ada apa‑apa," katanya singkat dan langsung meninggalkan rumah Idrus Marham saat dikonfirmasi awak media.
Selama berada di rumah Mensos, Adi hanya tampak berbicara dengan penjaga dan sopir yang terlihat di dalam rumah. Adi juga hanya berbincang di halaman, tidak masuk ke dalam rumah. (tribunjateng/cetak/Tribun Network/fel/ryo/wly)