BBWS Minta Pemkot Semarang Segera Bebaskan Lahan untuk Normalisasi Sungai Beringin

BBWS sudah meminta anggaran normalisasi ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rp 122 miliar.

Penulis: m zaenal arifin | Editor: iswidodo
tribunjateng/dok
Anggota Kelurahan Siaga Bencana (KSB) dibantu unsur TNI melakukan perbaikan sementara tanggul sungai Beringin yang jebol. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Normalisasi Sungai Beringin belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. Penyebabnya, pembebasan lahan hingga kini belum selesai dan masih banyaknya hunian yang berada di bantaran sungai.

Tanggul Sungai Beringin sempat jebol hingga membuat ratusan rumah terendam.

Padahal, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sudah mengajukan usulan normalisasi sungai tersebut. Bahkan, BBWS sudah meminta anggaran normalisasi ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp 122 miliar.

Jebolnya talud Kali Beringin di Kelurahan Mangkang Wetan membuat Walikota Semarang, Hendrar Prihadi geram, Rabu 28 September 2016
Jebolnya talud Kali Beringin di Kelurahan Mangkang Wetan membuat Walikota Semarang, Hendrar Prihadi geram, Rabu 28 September 2016 (tribunjateng/galih permadi)

"Ada beberapa yang dibebaskan sampai muara tapi hunian masih banyak. Pemkot harus bekerja keras. Sehingga kalau sudah penandatanganan multiyears, semua sudah bisa jalan. Rencana anggaran Rp 122 miliar," kata Kepala BBWS Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno, Minggu (22/7).

Ia menuturkan, jika pembebasan lahan dan relokasi warga yang menghuni bantaran sungai belum beres, maka normalisasi tidak akan bisa dilakukan. Pasalnya, persetujuan anggaran oleh Menteri Keuangan bisa dilakukan jika pembebasan lahan sudah selesai.

"Itu tugas Pemkot. Jadi saya tidak bisa memastikan kapan normalisasinya. Semua tergantung Pemkot, kalau ingin segera ya pembebasan lahannya juga harus segera diselesaikan," tuturnya.

Diakuinya, ada perubahan rencana desain normalisasi Sungai Beringin dari rencana normalisasi untuk ketahanan sungai 25 tahun, kemudian diubah sehingga ketahanan sungai bisa untuk 50 tahun. Perubahan tersebut mengharuskan jumlah rumah dan lahan yang harus dibebaskan bertambah.

Ruhbah mengungkapkan, nantinya sungai yang akan dinormalisasi sepanjang 20 km dari hilir.

Rencananya, normalisasi akan dilakukan selama tiga tahun. Meski demikian, Ruhban berharap normalisasi bisa dimulai 2019 mendatang.

Kepala BBWS Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno.
Kepala BBWS Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno. (TRIBUN JATENG/M ZAENAL ARIFIN)

"Dengan adanya perubahan ketahanan sungai tersebut, maka luasan lahan yang harus dibebaskan juga bertambah. Semoga 2019 susah bisa mulai normalisaai. Tapi nunggu kepastian dari Pemkot," terangnya.

Terkait kebutuhan lahan, dari awalnya 302 bidang tanah atau 13,5 hektar yang akan digunakan, baru 145 bidang atau 8,1 hektar yang dibebaskan. Ada sekitar 157 bidang dengan luasan 5,4 hektar yang belum dibebaskan.

Tertundanya normalisasi Sungai Beringin membuat warga yang tinggal di Sungai Beringin, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, merasa cemas terhadap ancaman banjir yang menghantui setiap waktu. Apalagi, normalisasi Sungai Beringin tidak bisa dilakukan pada 2018 ini.

Seorang warga Kelurahan Mangkang Wetan, Sri Lestari mengatakan, rumahnya selalu terendam banjir ketika ada tanggul sungai yang jebol. Ia cemas rumahnya akan terendam banjir lagi saat musim penghujan yang akan datang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved