Bangunan dan Hunian Dirobohkan, PKL Mlatiharjo Bingung Cari Tempat Pindah
75 bangunan PKL dan hunian di Kelurahan Mlatiharjo dan Bugangan diratakan dengan tanah menggunakan alat berat.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: iswidodo
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Perdagangan Kota Semarang kembali melakukan pembongkaran bangunan pedagang kaki lima (PKL) Barito yang berada di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), Senin (23/7/2018).
Dalam pembongkaran tersebut, 75 bangunan PKL dan hunian di Kelurahan Mlatiharjo dan Bugangan diratakan dengan tanah menggunakan alat berat.
Meski tidak ada penolakan, namun sebagian warga maupun pedagang kebingungan akan pindah kemana. Alasannya, rumah susun sewa (rusunawa) di Kudu, Genuk, yang dijanjikan belum tersedia. Sedangkan tempat relokasi PKL di Pasar Barito Baru, Penggaron, juga belum selesai dibangun.
"Saya bingung mau pindah kemana. Katanya dipindah ke rusunawa Kudu tapi sampai sekarang belum dapat kunci. Apalagi informasinya di sana sudah penuh," kata seorang warga Mlatiharjo yang tinggal di bantaran Sungai BKT, Sumarti.
Ia mengaku tidak menolak untuk dipindahkan seiring adanya normalisasi Sungai BKT. Hanya saja, ia berharap bisa mendapat tempat tinggal pengganti sehingga tidak terlantar di jalanan.
"Mau tinggal di rumah saudara juga tidak mungkin, soalnya sudah tidak muat. Makanya masih bingung mau kemana sampai sekarang," ujarnya.
Senada di sampaikan PKL di Kelurahan Bugangan, Suwarto. Ia mengatakan tidak menolak dipindahkan namun untuk sementara minta waktu sampai akhir Juli ini untuk memindahkan barang dagangannya.
"Mau saya pindahkan langsung ke Pasar Klitikan (Pasar Barito Baru--red) tapi kios di sana belum jadi. Jadi bingung mau naruh barang di mana," katanya.
Rencananya, ia akan meminjam tempat di rumah temannya di daerah Tlogosari untuk meletakkan sementara barangnya. Begitu kios di Pasar Barito Baru selesai, ia akan kembali memindahkannya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan, pembongkaran yang dilakukan di dua kelurahan merupakan tindak lanjut dari proses pembongkaran yang dilakukan pertengahan Juli lalu.
75 bangunan yang terdiri 40 bangunan di Kelurahan Mlatiharjo dan 35 bangunan di Bugangan dibongkar. Dari perhitungannya, masih ada sekitar 50 bangunan di dua Kelurahan tersebut yang belum dibongkar.
"Sisanya minta waktu untuk membongkar sendiri bangunannya. Sehingga kami beri waktu. Kami sudah bersyukur para pedagang mau dipindah sehingga sementara ini yang belum dibongkar agar dipindahkan dulu barang-barangnya," kata Fajar. (*)