Ada Pameran Foto di Oudetrap Kota Lama Semarang : Kisah Kehidupan di Era 90-an

Di Gedung Oudetrap Kota Lama Semarang Ada pameran foto Semarang dan Indonesia tempo dulu.

Penulis: Bare Kingkin Kinamu | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/BARE KINGKIN KINAMU
Fotografer Pameran Tunggal Semarang Gerang, Johanes Christiono (62) menjelaskan kehidupan Semarang era 90-an di Gedung Oudetrap, Minggu (12/8/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Bare Kingkin Kinamu
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Akhir pekan menjadi momen bagi masyarakat untuk berkumpul dengan keluarga.

Bisa kumpul di rumah maupun di luar berkunjung ke lokasi wisata.

Di Gedung Oudetrap Kota Lama Semarang hari ini bisa dijadikan alternatif menghabiskan waktu kumpul bersama keluarga.

Ada pameran foto Semarang dan Indonesia tempo dulu.

"Foto-foto ini koleksi tahun 1980-1990, potret kehidupan Semarang dan Indonesia zaman itu bisa dinikmati pengunjung hari ini hingga sekitar pukul 22.00 WIB," tutur fotografer pameran foto tungga ini, Johanes Christiono (62), kepada Tribunjateng.com, Minggu (12/8/2018).

Pameran ini sudah berlangsung sejak 10 Agustus, untuk masuk ke Gedung Oudetrap ini tidak dipungut biaya.

Jika pengunjung beruntung, bisa berinteraksi langsung dengan Johanes dan mendapatkan sepenggal sejarah Semarang tempo 1980-1990.

Tampak beberapa pengunjung menjadikan beberapa latar foto sebagai tempat untuk swafoto maupun berfoto.

"Bagus sekali ya ada pameran Semarang Gerang ini, beda banget pada tahun 1980 hingga sekarang," tutur Suluh Floyd, pengunjung pameran Gersang Semarang.

Suluh Floyd merupakan warga Semarang yang selama 10 tahun melalang buana ke luar negeri.

"Salah satu alasan kenapa saya pulang kembali ke Indonesia adalah karena saya yakin Indonesia memiliki potensi menjadi negara yang maju," jelas Suluh kepada Tribunjateng.com.

Sebagai ahli bahasa asing, Suluh melihat perbedaan Kota Lama sekarang lebih baik.

"Meski tidak semua bangunan zaman dulu dipertahankan, bangunan-bangunan Kota lama sangat tertata dan terawat," jelas Suluh.

Ia bersama suaminya asal Amerika mengagumi fotografi Johanes.

"Ini gambar yang paling mengisahkan kondisi Semarang 1980 an, ada Geng Sepeda. Mereka ini dari kampung-kampun, Pekunden dan lainnya. Kemudian berkumpul di Simpanglima," jelasnya.

Selain itu ada juga istilah pasukan takut matahari pada tahun 1980-1990.

"Pasukan takut matahari ini merupakan ungkapan untuk menggambarkan para pekerja yang sebenarnya berangkat menuju barat dengan sepeda, saat matahari belum bersinar. Dan pulang kerja ke timur saat matahari sudah di ufuk barat," jelas Johanes.

Beberapa potret kehidupan warga Semarang bisa dilihat pengunjung pada pameran Semarang Gerang ini.

"Gerang itu berarti dewasa, ya semoga semakin dewasa semakin baik dari masa ke masa," tandas Johanes. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved