DHC 45 Kota Semarang Gelar Sarasehan Tumbuhkan Nilai Kejuangan pada Generasi Muda
Dewan Harian Cabang (DHC) 45 Kota Semarang menggelar Sarasehan Merah Putih di aula Gedung Pasca Sarjana Universitas PGRI Semarang (Upgris)
Penulis: m zaenal arifin | Editor: Catur waskito Edy
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dewan Harian Cabang (DHC) 45 Kota Semarang menggelar Sarasehan Merah Putih di aula Gedung Pasca Sarjana Universitas PGRI Semarang (Upgris), Sabtu (25/8/2018).
Sarasehan bertema membangun karakter bangsa bagi generasi muda yang cerdas berbudi luhur dengan nilai-nilai kejuangan 45 dalam menghadapi revolusi industri itu diikuti puluhan mahasiswa dan perwakilan berbagai organisasi.
Ketua DHC 45 Kota Semarang, Soedjono mengatakan sarasehan digelar dalam rangka menumbuhkan semangat juang 45 generasi muda sekarang. Karenanya, pihaknya mendatangkan beberapa pelaku sejarah yang turut dalam perjuangan memperebutkan Kemerdekaan RI.
"Kami ingin menanamkan nilai-nilai yang kejuangan pada generasi muda. Kami melihat dalam perjalanan mengisi kemerdekaan saat ini, kebersamaan kurang, toleransi kurang. Makanya kami ingin generasi muda agar bisa menumbuhkan semangat perjuangan itu," kata Soedjono.
Ada 17 nilai perjuangan yang dimaksud. Di antaranya toleransi, kebersamaan, patriotisme, saling membantu, tolong menolong dan lainnya. Jika nilai-nilai perjuangan bisa diimplementasikan, ia meyakini, para pejuang yang telah gugur dalam medan perang melawan penjajah tidak sia-sia.
"Nasionalisme dulu dengan sekarang ini berbeda. Rasa memiliki bangsa ini jauh lebih kuat yang dulu. Sehingga kami tergerak untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada generasi muda yang mulai luntur," paparnya.
Ia menargetkan di akhir masa bakti kepengurusannya sudah ada relawan yang siap menyebarkan nilai-nilai perjuangan. Karenanya, tahap selanjutnya DHC 45 akan menekankan pada teknis penanaman nilai perjuangan kepada para generasi muda.
Salah satu pelaku sejarah yang didatangkan yaitu Sardiman, yang notabene mantan anak buah Jenderal Ahmad Yani. Ia mengatakan, para pejuang zaman dulu berperang mengusir penjajah agar anak cucu bisa menikmati kehidupan yang merdeka tanpa ditindas bangsa lain.
"Perjuangan kami tidak mengenal lelah karena motivasinya hanya satu yaitu jadi bangsa yang merdeka. Karenanya kami berjuang sekuat tenaga," ucapnya. (*)