Deflasi di Kudus Sepanjang Agustus 0.11 Persen
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sapto Harjuli Wahyu mengatakan, sepanjang Agustus 2018 Kabupaten Kudus
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Catur waskito Edy
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sapto Harjuli Wahyu mengatakan, sepanjang Agustus 2018 Kabupaten Kudus mengalami deflasi sebesar 0.11 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 123.54 persen.
Hal itu disampaikannya dalam konferesni pers di Kantor BPS, Selasa (4/9/2018).
Deflasi disebabkan karena adanya penurunan harga. Di mana ditunjukan oleh turunya indeks kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,68 persen.
Adapun komoditas yang menyumbang besar pada angka deflasi yaitu telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, batu bata, dan cabai rawit.
"Komoditas penyumbang inflasi terbesar meliputi semen, ketimun, tomat sayur, beras, dan biaya taman kanak-kanak," kata Sapto.
Deflasi disebabkan indeks pengeluaran bahan makanan. Selain itu, kata Sapto, juga dipengaruhi oleh kenaikan indeks kelompok pengeluaran. Misalnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,05 persen. Kemudian yaitu kelompok perumahan di antaranya air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,008 persen, kelompok sandang 0,06 persen.
"Lalu juga ada kelompok transport, komunikasi, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,24 persen," katanya.
Lebih lanjut, Sapto berujar, angka deflasi di Kudus masuk dalam kategori terendah dari enam kota yang menjadi basis survei biaya hidup (SBH) di Jawa Tengah. Sementara untuk darah lain yang mengalami angka deflasi lebih tinggi misalnya Kota Solo sebanyak 0.58 persen.
"Selanjutnya ada Tegal, Purwokerto, dan Cilacap," katanya. (*)