Beberapa Hari Diguyur Hujan Ringan di Banyumas Raya, Warga pun Mengira Awal Penghujan

Beberapa hari awal September ini, sebagian wilayah eks karesidenan Banyumas diguyur gerimis hingga hujan ringan.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/wid
Seluruh wilayah Jawa Tengah diperkirakan berawan pada pagi hari Kamis (1/3/2018). Siang mulai hujan 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Beberapa hari awal September ini, sebagian wilayah eks karesidenan Banyumas diguyur gerimis hingga hujan ringan. Langit acapkali diselimuti mendung meski tak mesti turun hujan.

Gerimis ini disambut suka cita oleh masyarakat yang telah lama merindukan hujan. Terlebih bagi warga di daerah kekeringan, hujan adalah kabar gembira yang bakal mengakhiri penderitaan mereka karena kurang air.

Wajar saja pengharapan warga berlebih terhadap turunnya hujan. Kekeringan tahun ini telah berdampak luas di Banyumas Raya.

Di Banyumas misalnya, sebanyak 28 desa di sembilan kecamatan mengalami krisis air bersih.

Sebanyak 503 tangki air bersih yang telah didistribusikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas hingga awal September ini cukup membuktikan, krisis air bersih di kabupaten ini cukup merata.

“Itu sejak awal kemarau,” ucap Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo

Dampak kekeringan di Cilacap tak kalah luas. Di kabupaten ini, kekeringan melanda 25 desa di 10 kecamatan. Sebanyak 154 tangki bantuan air bersih telah didistribusikan untuk belasan ribu keluarga yang terdampak.

Begitu pula di Kabupaten Banjarnegara, hingga akhir Agustus 2018 lalu, 21 desa resmi mengajukan permohonan bantuan air bersih yang menandakan desa-desa itu dilanda kekeringan.

Sebanyak 100 tangki air bersih atau setara 500 ribu liter telah disuplai ke ribuan Kepala Keluarga (KK) di desa-desa tersebut. Jika kemarau masih bertahan, bukan mustahil jumlah desa kekeringan akan terus bertambah.

Di tengah penderitaan warga karena kekeringan, wajar mereka begitu menantkkan datangnya musim penghujan.

Sayang, harapan warga bisa menyambut musim penghujan harus tertunda. Pasalnya, hujan yang turun di awal September ini bukan menandai awal musim penghujan.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pos Pengamatan Cilacap, Rendy Krisnawan mengatakan, saat ini musim kemarau masih berlangsung di wilayah Banyumas Raya. Musim kemarau bukan berarti tiada hujan sama sekali.

Di musim kemarau, hujan ringan masih dimungkinkan turun pada waktu tertentu dan bersifat tidak merata.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved