Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gempa Donggala

DETIK-DETIK Warga Batang Ini Lolos dari Maut Saat Tergulung Lumpur Selama 3 Jam di Donggala

Fahrurrozi atau Rozi (30) bernafas lega begitu kakinya menginjak tanah kelahiran di Kabupaten Batang.

Penulis: dina indriani | Editor: Catur waskito Edy
Twitter @Sutopo_PN
Lumpur muncul dan membuat rumah serta pepohonan seakan berjalan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pascagempa di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). 

Rozi mencoba keluar dari himpitan jeratan lumpur dan merangkak menyelamatkan diri dalam suasana yang sangat gelap.

"Saya sempat pasrah sambil terus berdzikir di dalam hati dalam keadaan tenggelam dan terendam selama sekitar tiga jam, dan akhirnya berhasil keluar.

Karena lelah, saya hanya bisa merangkak ke lokasi yang lebih aman dan akhirnya ditemukan relawan," tuturnya.

Trauma

Cerita lain datang dari Nasoha (54), warga Desa Sukomangli, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang.

Meski lega dapat kembali ke tempat asalnya, ia masih merasa trauma dan masih sering deg-degan jika teringat, dan enggan melihat berita-berita di televisi mengenai bencana alam yang merenggut ribuan korban jiwa itu.

Saat kejadian, Nasoha sedang menunaikan ibadah salat Magrib di musala sekitar tempatnya bekerja.

Masih jalan rakaat pertama, tiba-tiba terasa guncangan hebat akibat gempa yang membuat ia dan para jamaah lain spontan membatalkan ibadah dan berlari.

"Saat itu saya sedang salat Magrib, masih rakaat pertama, dan tiba-tiba guncangan keras sangat terasa, alhasil saya spontan lari, ternyata jamaah lain juga ikut lari dari musala," tuturnya.

Karena berada di lokasi tinggi atau di wilayah pegunungan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, laki-laki yang bekerja hampir dua bulan

Sebagai buruh bangunan sebuah proyek perumahan itu melihat langsung bagaimana tsunami menerjang dan langsung menggulung Donggala.

Saat berlari keluar dari musala itu, Nasoha sudah melihat rumah-rumah di sekitar ambruk saat gempa.

Tak lama terdengar suara ledakan dan guyuran air yang sangat keras seperti hujan yang sangat deras.

"Di situasi seperti itu saya bingung mau lari ke mana. Dari ketinggian saya berada melihat dengan jelas bagaimana dahsyatnya air ombak yang besar dengan cepat langsung merusak dan menyeret rumah yang berada di pesisir pantai," tuturnya

Saat bercerita, matanya terlihat berkaca-kaca

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved