Ngopi Pagi

FOKUS Khabib Vs Mcgregor: Patukan Elang Dagestan

Dua lelaki berhadap-hadapan di arena berpenyekat. Keduanya sepadan, sama kuat. Satu sekal dan liat. Satunya terlihat sedikit lebih gempal

Penulis: achiar m permana | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/bram
Achiar Permana wartawan tribun jateng 

Oleh Achiar M Permana

Wartawan Tribun Jateng

TERSEBUTLAH, dua lelaki berhadap-hadapan di arena berpenyekat. Keduanya sepadan, sama kuat. Satu sekal dan liat. Satunya terlihat sedikit lebih gempal, tetapi padat.

Mata keduanya sama-sama tajam. Yang satu agak sedikit nyalang, liar menantang, satunya relatif lebih tenang. Pada kedua pasang mata itu terlihat kilatan, yang berangkat dari keinginan saling membunuh. Saling mengalahkan.

Dan, begitu Herb Dean, wasit dengan rambut ikal-gimbalnya yang khas, memberikan isyarat, kedua lelaki bercelana ketat itu langsung jual beli serangan. Ribuan pasang mata yang melihat langsung pertemuan kedua petarung itu, Connor McGregor dan Khabib Nurmagomedov, T-Mobile Arena, Las Vegas Valley, Nevada, Amerika Serikat, 6 Oktober 2018, menjadi saksi keuletan dan ketangguhan keduanya.

Sebelum akhirnya, Khabib membungkam mulut besar McGregor, pada pertengahan ronde keempat dari lima ronde yang direncanakan, dan mempertahankan gelar juara kelas ringan atau lightweight Ultimate Fighting Championship (UFC). McGregor melakukan tap out, tepukan tanda menyerah, setelah cekikan atau rear naked choke petarung berjuluk Sang Elang dari Dagestan, membuatnya nyaris kehabisan napas.

Tak kurang dari 2 juta pemirsa yang menonton laga McGregor dan Khabib dengan cara pembelian siaran bayar per tayang atau pay per view. Padahal ongkosnya tidak murah. Siapa pun yang menonton laga tersebut lewat tayangan televisi harus membayar 70 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1 juta. Belum lagi yang hadir langsung di T-Mobile Arena, Las Vegas.

Bagi penggemar seni beladiri campuran, mix martial arts (MMA), pertemuan McGregor-Khabib merupakan pertarungan klasik. McGregor dikenal lebih kuat dengan stand-up fighting, pertarungan atas, dengan pukulan dan tendangan maut.

Dia master dalam karate, taekwondo, dan juga kickboxing. Sebaliknya Khabib jawara dalam ground fighting, pertarungan bawah, khatam dalam bantingan dan kuncian. Dia sudah pegulat, dengan sambo--beladiri asli Rusia--mengalir dalam darahnya.

Bukan hanya pertarungan keduanya yang, menurut saya, menarik. Laga itu membuat ribuan atau bahkan jutaan orang yang semula sama-sekali tidak menjadikan MMA, termasuk UFC di dalamnya, sebagai tayangan favorit, turut angkat bicara.

"Sampean barang kuwi, sok-sokan jadi pengamat UFC dadakan. Sok paham MMA. Sok mudheng beladiri. Ngidak taek wae rak pendeng," sahut Dawir, sedulur sinarawedi saya, seperti kesiur angin dari belakang tengkuk.

Bumbu-bumbu provokasi, yang datang dari McGregor, menjadikan pertarungan itu lebih seru dan menyita perhatian. Bahkan, provokasi petarung berjuluk The Notorius Irish--sebutan yang sangat menggambarkan "perilaku" McGregor--membuat Khabib terbakar.

Sejak konferensi pers, di Radio City Hall, New York, pada 29 September 2018, atau sepekan sebelum pertarungan, McGregor sudah mulai melontarkan provokasi. Dalam jumpa pers itu, McGregor menyemburkan senjata andalannya: trash talk. Dia sesumbar, membual, dan bahkan tak henti-henti menghina Khabib.

"Seekor tikus. Laki-laki kecil yang besar saat berkelompok. Saya sering sekali melihat orang seperti ini (Khabib). Pada keadaan sebenarnya ternyata pengecut," kata McGregor.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved