Wapres Sebut Tidak Ada Alasan Impor Beras hingga Akhir Tahun
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah tak melakukan impor beras tahun ini.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah tak melakukan impor beras tahun ini.
Ia menyebut hingga akhir tahun Bulog memiliki cadangan beras mencapai 2,2 juta ton.
Selain itu, alasan pemerintah untuk tak mengimpor beras, kata JK, adalah harga beras di pasaran masih terhitung stabil.
Hal tersebut dinyatakan JK dalam rapat penyempurnakan metode perhitungan produksi beras, bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri ATR/BPR Sofjan Djalil, Kepala BPS Suhariyanto, perwakilan LAPAN, Kementerian Pertanian, serta BIG, di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/10/2018).
"Kita (Indonesia) punya rencana sekarang, sama sekali mengimpor tidak memenuhi syarat."
"Stok bulog 2,2 ton juta, harga juga stabil," kata Wapres JK.
Ia menerangkan, syarat pemerintah untuk melakukan impor jika cadangan beras berada di bawah 1 juta serta harga yang tak stabil.
"2 juta ton (stok Beras di Bulog) itu bagus."
"Kemudian harga juga lebih stabil tidak akan impor."
"Bukan alasan mengimpor," tegas dia.
Wapres pun merevisi data Kementerian Pertanian yang menyebut pada 2017, produksi gabah kering mencapai 80 juta ton.
"Jadi jangan mengira ini tidak surplus, cuma tidak 80 juta ton produksi gabah."
"Produksi gabah 80 juta ton orang ketawain kita, 80 juta ton kok impor beras, padahal enggak seperti itu," ucap Kalla.
"Sekali lagi menurut saya impor sederhana."
"Jika di bawah sejuta ton (stok beras) harga di atas 10 persen dibanding harga patokan, impor."
"Sekarang syarat itu tidak memenuhi," jelas Kalla.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan prediksi produksi beras hingga Desember 2018 mencapai 32,42 juta ton beras.
"Berdasarkan perhitungan potensi produksi sampai Desember 2018, maka diperkirakan total produksi Gabah Kering Giling (GKG) tahun 2018 sebesar 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras," ujar Kepala BPS Suhariyanto, pada kesempatan yang sama. (*)