Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

KISAH NYATA: Pesan "Aku Lelah" Dalam Kasus Sekeluarga Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak di Kepala

"Aku sangat sudah lelah... Maafkan aku..." kata-kata pesan surat yang diduga tulisan tangan Fransiskus Xaverius Ong (45).

Tribunnews
Bunuh diri dengan pistol 

PALEMBANG, TRIBUNJATENG.COM - "Aku sangat sudah lelah... Maafkan aku..." Berikut kata-kata dari salah satu pucuk pesan surat yang diduga tulisan tangan Fransiskus Xaverius Ong (45).

Satu surat pesan lagi bertuliskan kata-kata, "Aku sangat sayang dengan anak dan istriku... Choky & Snowy. Aku tidak sanggup meninggalkan mereka di dunia ini..."

Dua pucuk surat yang ditulis di kertas ukuran kecil bertinta spidol warna hitam, ditemukan di atas meja kerja FX Ong, di antara layar monitor komputer dan keyboard.

Ditemukannya dua pucuk pesan surat ini, menjadi salah satu bukti dugaan kuatnya bahwa FX Ong melakukan aksi bunuh diri dengan cara menembak kepalanya menggunakan senjata api (senpi) jenis revolver.

Warga di Komplek Villa Kebon Sirih RT O5 RW 01 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang, mendadak heboh setelah ditemukannya FX dan keluarganya meninggal dunia dengan kondisi luka tembak di kepala Rabu (24/10) pagi.

Korban FX Ong dan istrinya bernama Margareth Yentin Liana (43), ditemukan tewas di kamarnya yang berada di lantai dua.

Posisi korban FX Ong ditemukan terbaring di atas kasur bersama istrinya. FX Ong ditemukan dengan kondisi kedua tangannya masih memegang senpi jenis revolver buatan Taiwan.

Sementara, kedua anak mereka, Rafael Fransiskus (18) dan Kathylin (12), juga ditemukan tewas bersimbah darah di kamar masing-masing di lantai bawah rumah.

Kedua anak pasangan tersebut ditemukan tewas di atas kasur dengan luka tembak di bagian kepala masing-masing.

Tertulis kata-kata Choky dan Snowy pada pesan surat yang ditemukan.

Diketahui, Choky dan Snowy adalah nama dua ekor anjing peliharaan keluarga FX Ong. Saat ditelusuri petugas di tempat kejadian perkara (TKP), dua ekor anjing jenis poni itu juga ditemukan mati tertembak dan terendam di dalam bak kamar mandi lantai bawah.

Empat jasad korban dibawa petugas ke Kamar Jenazah RS Bhayangkara Palembang.

Hingga Rabu malam, keempat jenazah masih masih dilakukan autopsi oleh tim dokter forensik untuk mengeluarkan proyektil peluru dan penyebab kematian.

Pihak kelurga korban merasa terkejut atas kejadian yang tewasnya FX Ong bersama istri dan kedua anaknya. Mereka sama sekali tak mengetahui penyebab kematiannya.

"Saya baru dapat kabar pagi sekitar pukul 8. Kalau untuk masalahnya kami tidak tahu, karena tidak ingin mencampuri urusan rumah tangganya," ujar Effendi (50), kakak korban Margareth.

Effendi meyakini tidak ada kekurangan atau masalah ekonomi di dalam keluarga FX Ong.

Sebab, FX Ong terbilang cukup mapan dalam hal ekonomi, terbukti memiliki usaha di bidang interior dan lainnya.

Bahkan, FX Ong membeli rumah yang ada di sebelah untuk dijadikan kantornya.

Sebelumnya adik iparnya ini sempat memberikan seekor anjing peliharaan kepadanya. Tak lama kemudian, keluarga FX Ong kembali membeli dua ekor anjing untuk dipelihara.

Dengan begitu, tidak ada kekurangan keuangan di dalam kelaurga itu.

Effendi mengatakan, menurut seorang asisten rumah tangga korban, FX Ong masih sempat mengobrol dengan tetangganya pada malam sebelum keluarga tersebut ditemukan tewas.

Kemudian, FX Ong sempat memasak mi untuk makan malam.

Bahkan, pada dini hari, diketahui FX Ong sempat melakukan chat di grup WhatsApp (WA) teman-teman SMA Xaverius Lubuk Linggau yang mengirim pesan untuk pamit.

Ada pun pesan yang dikirim FX Ong pada pukul 02.48 di grup Wa tersebut berbunyi, "Maafkan aku... teman-teman... kenanglah kebaikanku saja Jangan membicarakan kejelekanku... Jalan kalian masih panjang (yang ditambahkan simbol pamitan)." 

Pesan FX Ong itu sempat membuat sejumlah temannya di grup tersebut bertanya-tanya. Namun, FX Ong tidak membalasnya.

"Saya tahu dia (FX Ong) mengirim pesan ke grup WA teman-teman SMAnya. Pesannya untuk memohon maaf, dan minta hanya perbuatan baiknya saja yang dikenang.

Sebelumnya juga dia sempat memberikan burung peliharaan ke teman-temannya. Kami dari keluarga sangat terkejut, karena selama ini dia dan keluarganya rajin setiap Minggu ke Gereja. Kalau sudah selesai (autopsi), akan kami bawa ke rumah duka di Charitas," ujar Effendi.

Di mata tetangga dan karyawannya, FX Ong dikenal baik dan supel dengan siapa saja. Diketahui FX Ong juga tergabung dalam komunitas pencinta burung.

Namun, sejak beberapa bulan lalu, FX Ong membagi-bagikan burung peliharaannya ke teman-temannya. Burung yang dibagikan, yakni burung jenis Murai dan Carter.

"Saya ini baru dua bulan kerja dengannya, kalau lagi kumpul dia ini orangnya sangat baik. Setahu saya dia ini orangnya selalu bahagia dan sepertinya tidak ada masalah. Jujur, saya sangat terkejut dengan kejadian ini. Saya kenal dengan dia, saat masih tergabung dalam komunitas pecinta burung," ujar Nanang, salah satu karyawan korban.

Rumah keluarga FX Ong berdiri cukup mewah yang berada di dalam komplek di Jalan Kebun Sirih, Villa Griya Kebun Sirih Blok A 18 RT 05 RW 01, Kelurahan Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni, Palembang.

Tampak di luar rumah, terdapat 10 kamera pengawas CCTV yang terpasang. Rumah korban berlantai dua dan dibagi dua. Di sisi kanan menjadi rumah tinggal dan di sisi kiri dijadikan kantor CV Frantincom yang bergerak di bidang pengadaan ATK.

Dari keterangan tetangga korban, tidak diketahui adanya peristiwa yang membuat FX Ong beserta keluarganya tewas. Bahkan, pada malam saya sekali tidak ada suara tembakan.

"Kami tidak tahu kejadiannya. Tiba-tiba karyawannya sudah menemukan ada yang tewas. Setahu saya bapak Fransiskus ini sudah tinggal lima tahun dan rumahnya dijadikan kantor. Bapak Fransiskus ini orangnya baik dan juga keluarganya," Firman (42), tetangga korban.

Sementara itu di lokasi kejadian, Direktur Reskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Budi Suryanto mengatakan, petugas masih melakukan penyelidikan.

Namun, dipastikan tidak ada yang barang hilang di dalam rumah korban. Petugas juga menemukan kertas bertuliskan tangan tersebut dan dijadikan barang bukti yang akan diperiksa oleh penyidik.

"Nanti akan dicocokkan dulu sama penyidik, itu tulisan tangan siapa. Saat ini jenazah para korban pun masih dalam proses untuk otopsi dan mengeluarkan proyektil yang masih bersarang di jasad para korban.

Senjata korban tidak ada peredam, mungkin saja saat ditembak memakai bantal atau yang lainnya. Intinya saat ini masih menunggu hasil labfor," ujar Budi. (sripo/bew)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved