Mengenal Pemandian Kali Bacin Banyumas, Punya Khasiat Sembuhkan Gatal dan Rematik
Mata air itu tetap melimpah meski dampak kemarau semakin parah. Air bewarna hijau tua tetap tenang tanpa mengeluarkan riak.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Mata air itu tetap melimpah meski dampak kemarau semakin parah. Air bewarna hijau tua tetap tenang tanpa mengeluarkan riak.
Kolam sedalam sekitar empat meter tersebut dinaungi bangunan kayu beratap genteng. Keheningan menyelimuti areal kolam yang dikeramatkan.
Masyarakat Desa Tambaknegara tak lagi asing dengan keberadaan mata air itu. Mereka menyebutnya Kali Bacin.
Dalam Bahasa Indonesia, bacin adalah berarti air dengan bau tak sedap. Sejak ratusan tahun silam, sumber mata air yang terletak di Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, ini masih menjadi jujugan warga.
Pada tahun 1872, wedana Banyumas saat itu, R Dipowinoto menjadikan sumber mata air Kali Bacin sebagai pemandian umum dengan nama Tamba Wringin Tirta Hoesada.
Sejarah Kali Bacin bermula dari sebuah nama Tuk Sumingkir hingga menjadi Tirta Hoesada. Ini terabadikan dalam tembang dandanggula yang ditulis dengan aksara Jawa.
Sebuah papan prasasti warisan pemerintah kolonial Hindia Belanda mencatut sederet nama yang berjasa melestarikan pemandian ini. Nama-nama tersebut adalah R Danoesoebroto (1909), R Diposoebroto (1992), R Poerwodibroto (1924) dan RM Tjokrodiprodjo (1928).
Budi Soma Putra (86) selama lebih dari 40 tahun setia menjadi juru rawat pemandian Tirta Hoesada Kali Bacin. Dia berujar, warna air kolam sering berubah, mulai putih seperti air leri, higga bewarna hijau.
Pemerintah Hindia Belanda membangun kamar mandi permanen yang masih kokoh hingga sekarang, tahun 1909. Di kamar mandi itu, warga Banyumas dan sekitarnya kerap berendam. Pakubuwono X disebut pernah merasakan kesegaran mata air ini.
"Setiap bulan syuro, dari Keraton Surakarta atau Keraton Cirebon kerap berziarah ke pemandian ini,"katanya
Kesohoran Kali Bacin tak lepas dari kandungan khasiat mata air tersebut.
Sejak ratusan tahun, mata air Kali Bacin dipercaya menjadi perantaraan penyembuhan berbagai penyakit.
Situs resmi Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kabupaten Banyumas menyebut, setelah diteliti, mata air kali bacin mengandung mineral tinggi berupa belerang dan zinc.
Wajar saja, sejak dahulu kala, pemandian Kali Bacin kerap dikunjungi masyarakat yang mengeluhkan berbagai penyakit semisal gatal, rematik dan lainnya.
"Khasiatnya sudah terbuktikan banyak orang," kata Soma.
Pemandian Kali Bacin bukan hanya berarti bagi masyarakat sekitar. Sarana berusia ratusan tahun itu menjadi bukti sejarah perkembangan Banyumas dari masa ke masa. Karena itu, pemerintah menetapkan pemandian Kalibacin sebagai Benda Cagar Budaya.
Kini, saat pariwisata menjadi kebutuhan seiring pertumbuhan kelas menengah,
Kali Bacin dikembangkan untuk menarik wisatawan. Cagar budaya dirawat untuk mempertahankan keasliannya.
Pengelola membangun lagi kolam renang di komplek tersebut agar pengunjung lebih leluasa berendam atau bermain.
Perluasan dan pengembangan mata air Kali Bacin bisa jadi rintisan objek wisata tertua dan menyejarah di Kabupaten Banyumas.(*)