Pangkas Mata Rantai Distribusi, Ganjar dan Buwas Sediakan Beras Murah Kualitas Medium untuk Jateng

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Direktur Utama Bulog, Budi Waseso membuat terobosan untuk memutus mata rantai distribusi beras.

Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: galih permadi
ISTIMEWA
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Direktur Utama Bulog, Budi Waseso melakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemprov Jateng dan Perum Bulog di Gedung Gradhika, Gubernur Jawa Tengah, Kamis (22/11). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Direktur Utama Bulog, Budi Waseso membuat terobosan untuk memutus mata rantai distribusi beras.

Keduanya meluncurkan operasi pasar gaya baru yang langsung menyediakan beras murah kualitas medium ke masyarakat di desa.`

Peluncuran beras murah ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemprov Jateng dan Perum Bulog di Gedung Gradhika, Gubernur Jawa Tengah, Kamis (22/11).

“Selama ini perjalanan beras dari petani ke konsumen melewati delapan tahap. Kita potong itu, jadi masyarakat bisa membeli beras lebih terjangkau dengan kualitas yang baik,” kata Ganjar.

Sumber beras yang didistribusikan menggunakan cadangan beras pemerintah.

Buwas (sapaan akrab Budi Waseso) menyebut cadangan saat ini mencapai 1,2 juta ton. Ia menargetkan 700 ribu ton bisa diserap di Jateng.

“Setidaknya lima ribu ton perhari bisa langsung kita drop ke desa-desa,” tegasnya.

Beras murah ini konsepnya hampir sama dengan operasi pasar dengan tujuan menstabilkan harga dijual melalui koperasi desa, kios desa, toko-toko, dan RT atau RW.

Namun operasi pasar biasa dilaksanakan di pasar-pasar utama di setiap daerah.

Operasi pasar biasa, katanya, seringkali tidak efektif karena beras langsung dibeli tengkulak sehingga masyarakat sasaran tidak menikmati.

Dengan konsep ini, harga beras bisa ditekan. Di pasar, harga beras kualitas medium bisa mencapai Rp 10 ribu, bahkan Rp 11 ribu. Melalui cara baru ini, Bulog menetapkan harga antara Rp 8500 sampai maksimal Rp 9000.

“Kalau Jateng berhasil akan dilanjutkan seluruh Nusantara. Saya minta seminggu ini kita geber lalu evaluasi sehingga didapatkan pola yang semakin bagus,” tekannya.

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved